Page 89 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 89

d.  Perubahan  Peraturan  dalam  Pengawasan  Penindakan
             Hak  Atas  Tanah  dengan  UU  Nomor  1  Tahun 1952  yang
             kemudian dikukuhkan dengan UU Nomor 24 Tahun 1954.
             Pada  tahun  1957  dikeluarkan  UU Nomor  76 Tahun  1957
             yang  mengalihkan  kewenangan  agraria  dari Kementerian
             Kehakiman      (khusus    terkait  dengan     Ijin)  kepada
             Kementerian  Agraria.  Juga  dikeluarkan  UU Nomor 28
             Tahun  1956  tentang  Pengawasan Terhadap  Pemindahan
             Hak Atas Tanah -Tanah Perkebunan, berlaku khusus untuk
             perkebunan yang dikuasai dengan hak erfpacht, eigendom
             dan lain-lain hak kebendaan.

          e.  Larangan  dan  Penyesuaian  Pemakaian  Tanah  Tanpa  Ijin
             Yang  Berhak dengan  UU Darurat  Nomor  8  Tahun  1954
             kemudian diubah dan ditambah menjadi UU Nomor 1 Tahun
             1956, serta Peraturan perundang-undangan lainnya.
          f.  Pengaturan  Perjanjian  Bagi  Hasil  dengan  UU  Nomor  2
             Tahun 196o;

          g.  Pengalihan  Tugas-tugas  Wewenang  Agraria  dengan
             Keppres  Nomor 55  Tahun  1955  dan  UU  Nomor  7  Tahun
             1958.
             Disamping  melakukan  pengaturan  dengan  Peraturan
          perundang-undangan  tertentu  di  bidang  agraria, Pemerintah
          kala itu membentuk Panitia Perancang UU Agraria. Pemerintah
          mengeluarkan  Penetapan Presiden  Nomor  16  Tahun  1948
          dibentuk Panitia Agraria Jogja, dengan menunjuk Sdr. Sarimin
          Reksodihardjo sebagai ketuanya. Selanjutnya pada tanggal 19
          Maret 1951 dengan Keppres Nomor 36 Tahun 1951 dibentuk
          Panitia Agraria Jakarta, dengan membubarkan Panitia Agraria
          Jogja,  sehingga  Ketua  yang  semula  dijabat  oleh  Sarimin



         60   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94