Page 64 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 64

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                         “Apakah  kita  menganut  apa  yang  dinamakan  demokrasi
                         Barat,  atau  berpedoman  kepada  demokrasi  Ketimuran,
                         tidaklah  akan  saya  jadikan  persoalan  di  sini,  karena
                         segalanya  itu  adalah  perbedaan  dalam  pelaksanaan
                         tekniknya  saja.  Intisari  dari  tiap-tiap  demokrasi  dalam  asas
                         dan  hakikatnya  tidak  lain  tidak  bukan  ialah  hasil
                         permusyawaratan  pikiran  yang  bebas  dan  merdeka  antara
                         kita  yang  bergaul,  sekalipun  di  antara  pendapat-pendapat
                                                             42
                         dan penghilatan yang bertentangan.”
                         Hal tersebut disampaikan Natsir di hadapan parlemen untuk
                menetralkan  situasi  politik  saat  itu  yang  Masyumi,  partai  tempat
                Natsir  bernaung,  mendapat  kesan  sebagai  pemecah  belah  bangsa.
                Natsir  memang  tidak  sepenuhnya  menolak  namun  juga  tidak
                seutuhnya  sepakat  dengan  konsep  demokrasi  ala  Barat.    Ia
                memahami  demokrasi  secara  substantif  dengan  memasukkan  nilai-
                nilai Islam di dalamnya.
                         Natsir  sempat  mengusulkan  istilah  theistic  democracy  di
                mana  nilai-nilai  ketuhanan  menjadi  salah  satu  faktor  penting  yang
                wajib  ditonjolkan  dalam  berdemokrasi.  Pemahaman  Natsir  tentang
                demokrasi  adalah  pelaksanaan  ajaran-ajaran  agama  Islam    secara
                utuh dan konsekuen sehingga menciptakan suatu kemaslahatan bagi
                umat. Dalam hal ini, dia Natsir berujar:
                         “Berdasarkan  atas  intisari  dari  pengertian  demokrasi  itu,
                         maka  memang  sudah  seharusnya  ‘gayung  bersambut,  kata
                         berjawab’ supaya jangan sampai menimbulkan kesan seolah-
                         olah  partai  kami  tukang  perusak  main,  pemecah  kesatuan
                         nasional, dan lain-lain tuduhan, yang pada waktu belakangan
                         ini  justru  oleh  pihak-pihak  tertentu  kerap  kali  secara
                         sembrono  dilemparkan  kemuka  kami.  Oleh  karena  partai
                         kami  lebih  konsekuen  dan  lebih  bertanggung  jawab
                         menurutkan  politik  yang  diselenggarakannya,  maka  itulah
                         sebabnya saya tidak mau meninggalkan apa yang sudah kita
                                      43
                         lazimkan itu.”




                52
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69