Page 65 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 65
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
Natsir adalah salah satu orang yang mengusulkan digelarnya
pemilihan umum setelah Kabinet Wilopo jatuh pada 2 Juni 1953. Di
depan sidang Parlemen, Natsir menyesalkan sikap pemerintah saat
itu yang dinilainya lambat dalam melanjutkan proses demokrasi
dengan tidak segera menggelar pemilihan umum. Ia menilai,
pemerintah sengaja mengulur-ulur waktu padahal situasi negara
semakin tidak stabil. Menurutnya,
“Keadaan terombang-ambing seperti ini akan terus berjalan,
sebelumnya ada pemilihan umum, yakni satu-satunya jalan
untuk meletakkan dasar yang lebih kuat dan sehat. Dengan
demikian, maka ada tugas yang sangat primer bagi kabinet
ini untuk menolong demokrasi di negeri kita, ialah dengan
melaksanakan pemilihan umum secepat mungkin.”
Saya menyesal melihat bahwa dari pihak Pemerintah ini
tidak ada kelihatan tanda-tanda untuk betul-betul segera
melaksanakan pembinaan dasar pertumbuhan parlementer
stelsel ini, yang kelihatan ialah sebaliknya.”
“Dalam penjelasan pemerintah lebih lanjut, dengan sangat
heran dan kecewa saya membaca bahwa pemilihan umum
itu akan dilaksanakan menurut rencana 16 bulan lagi,
terhitung mulai Januari 1954 di muka. Artinya, kalau tidak
ada aral melintang, Kabinet ini harus kita hidupkan sekurang-
kurangnya dalam tempo kira-kira dua tahun lagi. Dalam
zaman yang dinamis ini, di mana kita setiap waktu
mengalami perubahan dan pertukaran kekuasaan tangan di
lapangan dunia internasional, yang memaksa kita mengambil
putusan-putusan siasat dan taktik yang prinsipil, maka 20
bulan itu berarti waktu yang sangat lama.”
“Dengan demikian, sifat darurat dari Kabinet sekarang ini
menjadi hilang, dan oleh sebab itulah Pemerintah ini
maunya dari tadinya mesti disusun secara teliti dan hemat
sekali, sehingga memenuhi syarat-syarat yang sanggup
mempertahankannya selama itu. Karena hal tersebut tidak
53