Page 67 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 67
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
menegaskan bahwa agama bukanlah semata-mata ritual peribadatan
dalam istilah sehari-hari seperti shalat dan puasa, melainkan meliputi
semua kaedah-kaedah, batas-batas dalam muamalah, dan juga
hubungan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lanjut Natsir,
untuk menjaga supaya aturan-aturan dan patokan-patokan tersebut
dapat berlaku dan berjalan sebagaimana mestinya, perlu dan tidak
boleh tidak, harus ada kekuatan dalam pergaulan hidup berupa
kekuasaan dalam negara, seperti yang telah diperingatkan oleh
Rasulullah SAW kepada kaum Muslimin bahwa sesungguhnya Allah
45
adalah pemegang kekuasaan penguasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Natsir
tampaknya ingin menegaskan bahwa Islam dan negara itu
berhubungan secara integral, bahkan simbiosis, yaitu berhubungan
secara resiprokal dan saling membutuhkan. Dalam pandangan Natsir,
agama memerlukan negara karena dengan negara agama dapat
berkembang. Di sisi lain, negara pun membutuhkan keberadaan
agama karena dengan agama, negara dapat berkembang dalam
46
bidang etika dan moral.
Sekali lagi Mohammad Natsir menegaskan bahwa Islam
adalah ajaran yang lengkap untuk menuntun umat manusia. Dalam
pandangannya, ajaran yang terkandung dalam agama Islam tidak
hanya mengurusi persoalan ibadah saja, tetapi juga memuat aspek-
aspek atau sektor-sektor lain seperti bidang hukum tentang
47
kenegaraan. Maka dari itu, demikan Natsir melanjutkan, hubungan
agama dan negara adalah suatu kemestian karena Islam bukanlah
sekadar agama, tetapi juga merupakan peradaban yang komplit. Oleh
sebab itulah adanya pemisahan agama dan negara bukan sesuatu
yang relevan dalam Islam, karena nilai-nilai universal dalam ajaran
Islam tidak bisa dipisahkan dari gagasan pembentukan sebuah
48
negara.
Terkandungnya hukum-hukum kenegaraan dalam ajaran
Islam, menurut Natsir, adalah suatu bukti bahwa Islam tidak
mengenal pemisahan antara agama dan negara. Pandangan Natsir ini
didasarkan pada Alquran dalam Surat Al-Dzariyyat ayat 56.
55