Page 66 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 66
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
terjadi, maka jelaslah bahwa kita terpaksa sangat skeptis
sekali menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan
dilaksanakan oleh Kabinet baru ini. Saya kira perlu saya
berterus terang di sini, bahwa buat kami tidaklah dapat
pemilihan umum sampai pada pelaksanaannya itu, dijadikan
44
senjata untuk mempertahankan Kabinet ini.”
Soal agama dan negara, pemikiran Natsir tidak sependapat
dengan Soekarno, presiden Republik Indonesia saat itu. Soekarno
mempersoalkan kedudukan umat Islam dengan beberapa tulisan
yang dimuat di Pandji Islam. Beberapa tulisan Soekarno tersebut
berjudul “Apa Sebab Turki Memisahkan Agama dan Negara,
“Masjarakat Onta”, dan “Masjarakat Kapal Udara”. Dalam tulisan-
tulisan tersebut, Soekarno menyerang kebekuan dan kekolotan para
ulama serta pemikiran umat Islam di Indonesia. Soekarno
menganjurkan paham nasionalisme dan mengkritik Islam sebagai
ideologi .
Di sisi lain, Natsir menanggapi tulisan-tulisan Soekarno
dengan menulis di surat kabar Al Manaar dan Pandji Islam. Beberapa
tulisan Natsir tersebut berjudul “Tjinta Agama dan Tanah Air”,
“Rasionalisme dalam Islam”, dan “Persatuan Agama dengan Negara”.
Natsir berpendapat bahwa agama bisa memicu tumbuhnya
nasionalisme.
Perdebatan panjang mengenai hubungan Islam dan negara
di Indonesia sendiri sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sejak
permulaan abad ke-20 yang merupakan masa awal Era Pergerakan
Nasional. Muhammad Natsir menjadi salah satu tokoh nasional yang
gencar melontarkan ide-ide politik tentang hubungan antara Islam
dan kebangsaan itu.
Salah satu sumbangsih Mohammmad Natsir bagi bangsa
Indonesia sebelum merdeka adalah gagasannya tentang hubungan
antara Islam dan negara. Natsir “harus” ikut memberi sumbangan
pemikiran tentang bagaimana bentuk negara Indonesia sejatinya
menurut Islam. Natsir dalam beberapa kesempatan kembali
54