Page 127 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 127
Senja Di Kotaku
Kembali ke kota ini, hanya kepedihan yang kurasakan. Kilasan
kejadian dua tahun silam seakan baru saja terjadi kemarin. Semua masih
sempurna. Masih pekat di pelupuk mata.
Aku berdiri termangu di sebuah mall. Sepulang kerja mencari
titipan ibu di sebuah mall. Kulihat jam tanganku, senja telah datang, aku
baru menyadari terlalu lama di mall.
Langkah tergesaku terpaksa berhenti saat hujan turun dengan
lebatnya. Tumpahan air hujan seakan ingin membasahi seluruh bumi,
memberikan kesejukan kepada seluruh makluk setelah seharian panas
terasa membakar dunia seisinya. Percuma kalau berjalan ke halte. Aku
lupa tidak membawa payung, sesalku dalam hati.
Aku tertegun, mendesah. Banyak yang bernasib sama sepertiku,
terpaksa menunggu hujan. Kulihat langit berwarna abu-abu gelap
pertanda hujan belum akan reda dalam hitungan menit. Beberapa orang
duduk-duduk sambil memainkan ponsel membunuh waktu. Ada juga
yang termangu sambil menatap rinai hujan. Mereka sendirian sepertiku.
Sekitar seperempat jam kemudian aku memutuskan untuk duduk
menunggu hujan reda di food court yang tidak jauh dari pintu keluar.
Perutku kebetulan sudah melilit. Segelas teh panas dan sepiring nasi
goreng pasti lebih dari cukup membuat perutku tak lagi berdendang.
Aku diam membatu. Mataku terpaku kepada sosok laki-laki
yang sangat ku kenal. Aku tidak mungkin salah lihat. Laki-laki itu selalu
menemani hari-hariku, membuat hidupku riang, menghapus duka yang
kadang singgah. Laki-laki itu jelas kukenali meskipun dari jarak 10 meter.
Kaum, ya Kamu yang selama ini bersamaku. Kamu duduk berhadapan
dengan seorang perempuan. Tidak, tidak mungkin kalian seperti aku
terjebak hujan dan menunggu reda sambil minum dan gobrol. Tidak
mungkin juga kalian hanya berteman. Kamu begitu akrab, sangat
perhatian dan bahkan sesekali tanganmu mengusap lembut rambutnya.
Kenapa kamu melakukan ini semua?
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 127