Page 132 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 132
memandangku penuh harapan dan menawarkan impian. Dua tahun ini
tidak mampu membuatmu berubah. Aku menemukan hatimu yang lalu.
Yang telah lama kukenal.
“Aku masih dan terlalu mencintamu. Aku selalu berusaha
mencarimu tetapi semua keluargamu sepakat menutup informasi
keberadaanmu. Rasanya mulai gila saat sulit menemukanmu. Tetapi
aku tetap bertekad untuk mengakhiri semua ini dan kembali kepadamu.
Apakah kamu masih sendiri? Masih adakah sisa cintamu untukku?”
tanyamu sambil mengenggam tanganku dengan sudut mata basah.
Mata sendumu yang selama ini selalu mampu merontokkan hatiku
kembali membuatku tenggelam.
Bukankan ini yang kutunggu? Semua sudah didepan mata.
Impian, harapan dan cinta. Tetapi apakah aku nyakin bisa menjalani
semua ini? Apakah aku tega membiarkan anak kecil itu berpisah dan
kehilangan ayahnya? Tidak, tidak. Meskipun aku sangat mencintamu,
tetapi aku tidak mungkin setega itu.
“Ma’afkan aku. Semua sudah berlalu. Kamu sekarang milik
anak dan istrimu. Kembalilah kepada mereka.” ucapku sekuat tenaga
menahan air mataku tumpah. Kulepaskan genggaman tanganmu.
Kamu memandangku terluka. Tidak terima.
Aku mengeleng kuat-kuat. Melempar senyum untuk yang
terakhir kalinya dan melangkah pergi.
“Sekar….” Panggilmu pilu.
Aku terus melangkah. Membawa pergi kepingan hati yang
kembali terluka. Kali ini aku tidak menoleh lagi. Ku tatap senja yang
membisu, telah benar-benar hilang. Selamat tinggal cintaku. *****
(23 Mei 2016)
132 Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com