Page 137 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 137
“Ini, Ma. Hilmi tidak segaja menabrak mbak ini. Srabinya jatuh
dan rusak.”
“Oh, kamu Lintang. Ini pesanan saya? Aduh, kamu gimana Hil,
kok bisa ditabrak sih,” seru Bu Haji sambil menatap putranya dengan
menahan senyum.
“Nggak segaja, Ma,” jawab Hilmi lagi.
“Assala’mualaikum Bu Haji. Iya, saya mengantarkan pesanan Bu
Haji. Tapi ma’af Bu. Satu kardus rusak, “ kata Lintang sambil menunduk.
“Hahaha…nggak apa-apa. Sudah nggak usah dipikirkan. Biar saja
Hilmi yang makan srabi yang rusak. Kan dia yang menabrak kamu,” jawab
Bu Haji sambil tertawa, melirik jenaka ke Hilmi yang tersenyum lebar.
“Bu Haji tidak marah?” tanya Lintang terpesona dengan senyum
manis Hilmi.
“Iya, nggak apa-apa. Ini Hilmi anak ibu yang baru pulang dari
Australia. Hilmi sedang liburan. Pingin makan serabi kesukaannya.
Makanya ibu pesan. Ya sudah yang rusak biar dihabisin Hilmi sekalian.”
“Beres, Bu,” tawa Hilmi pecah.
“Berapa, Lintang?” tanya Bu Haji sambil mengambil tas plastik
berisi srabi dari tangan Lintang.
“Empat puluh lima ribu, Bu,”
“Ini. Tidak usah dikembalikan. Ma’af tidak dipersilahkan masuk.
Ibu sama Hilmi mau keluar,” kata Bu Haji sambil memberikan selembar
uang limapuluhribu.
Lintang mengangguk, mengucapkan terimakasih dan beranjak
pergi.
“Lintang, nanti kalau ibu mau pesan lagi, biar ibu telepon ibumu,
ya.”
“Iya, Bu Haji,” jawab Lintang sambil mengambil sepedanya.
Hilmi memandang Lintang tanpa berkedip.
“Hei, anak mama sudah besar. Sudah mulai tertarik sama
perempuan, ya?” goda Bu Haji sambil mengacak rambut Hilmi dengan
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 137