Page 135 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 135
cepat. Galih banyak menguikuti kegiatan ekstra sehingga jarang dirumah
siang hari, sehingga Lintang yang sering membantu ibu.
***
Sepeda Lintang meluncur lambat menyusuri aspal di komplek
perumahan yang sepi. Baru menjelang ashar, jam sepi diperumahan.
Setelah melewati dua perumahan, Lintang membelokkan sepeda masuk
perumahan dengan kosep kluster. Penghuni perumahan mewah ini
orang-orang yang mempunyai pekerjaan mapan dan terpandang. Hampir
semua penghuninya pejabat pemerintah dan pemilik perusahaaan. Bu
Haji seorang pengusaha batik cukup besar di Kota Solo. Toko batiknya
ada dua di Pasar Klewer, satu di Beteng Trade Center dan satu toko
di Jl Agus Salim. Sementara Pak Haji bekerja di kantor pemerintah
dengan memegang jabatan penting. Keluarga itu memang kaya, tetapi
tidak sombong dan tetap ramah kepada siapapun. Ibu bahkan sering
diundang pengajian di rumah Bu Haji. Hubungan mereka baik, terlebih
Bu Haji sering memesan srabi buatan ibu.
Panas matahari membuat keringat turun di dahi Lintang.
Berulangkali Lintang menghapus keningnya dengan punggung tangan.
“Ke rumah Bu Haji, Mbak?” tanya satpam saat Lintang menghentikan
sepedanya.
Lintang tersenyum, mengangguk dan mengangsurkan kresek
hitam kepada pak Satpam.”Iya, Pak Wid. Ini incip-incip, Pak. Buat nemeni
jaga,” kata Lintang.
Pak Widodo, nama satpam itu tertawa cerah. Ia menerima
pemberian Lintang sambil mengacungkan jempol tangannya. Pak Wid
senang dengan Lintang. Selain cantik, ia juga gadis yang baik hati, ramah
dan selalu ceria. Setiap ke rumah Bu Haji tak lupa selalu memberikan
srabi.
“Saya duluan. Jangan sampai ngantuk lho Pak,” teriak Lintang
sambil mengayuh sepedanya.
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 135