Page 119 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 119
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
Dengan santai Irfan pun menjawab, “Ini rumah saya, dan ini
kampung saya.”
Dengan wajah yang heran, penjaga gerbang masih kebingunan
dan bertanya siapa gerangan orang yang tak dikenalnya ini.
Begitu sampai di depan pintu rumah, Irfan langsung mengucap-
kan salam, dan salam tersebut dijawab langsung oleh ayahnya.
Dengan raut muka geram, ayahnya langsung berkata, “Rambut-
nya dicukur dulu, baru boleh salaman sama Bapak.”
“Ya, Pak, nanti dicukur. Irfan mau ketemu ibu dulu. Kan-
gen!”Kata Irfan
“Ibumu di dalam sedang solat dhuhur” jawab ayahnya.
Setelah bertemu dan bercengkerama dengan ibunya, Irfan kem-
bali dipanggil bapaknya. Ia diminta untuk mencukur rambutnya
yang sangat panjang dan tidak beraturan. Sebenarnya Irfan me-
nolak untuk mencukur rambut, tapi apalah daya, ia takut disebut
anak yang kurang sopan. Akhirnya ia turuti perintah ayahnya
untuk menggunting dan mencukur rambutnya. Namun setelah
digunting, peristiwa di luar nalar terjadi, bukannya rambut Irfan
yang terpotong menjadi pendek, namun gunting yang dipergu-
nakan untuk memotongnya terbelah menjadi dua. Menyaksikan
hal tersebut, ayahannya hanya terdiam.
Keesokan harinya, ibu Irfan memanggil seluruh anak-anak dan
cucunya untuk berkumpul di pondok Tahfidzul Qur’an, untuk
melepas rindu sambil makan siang bersama. Hari itu ia meminta
anak-anaknya untuk menguras kolam yang isinya ikan mujair,
nila dan ikan mas. Setelah semua turun menangkap ikan, han-
ya Irfan saja yang belum turun, dan belum tiba di kolam ikan.
| 105