Page 28 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 28
D. Sistematika Berfikir Filsafat
Seperti telah di singgung diatas, berpikir secara sederhana adalah upaya yang
di lakukan seseorang dalam menghubungkan berbagai fakta dalam keseluruhan
realitas, baik dalam baik dalam bentuk idea, konsep ataupun berbagai pengalaman
indrawi kita, sehingga muncul gagasan, pikiran atau idea yang jelas tuntang suatu
persoalan. Bagaimana perpikir dapat menghantarkan kita pada suatu titik yang akan
menjadi pengetahuan kita? Bagaimana kita dapat menyakini bahwa apa yang telah
menjadi kesimpulan dan keputusan kita dalam suatu yang benar atau keliru?
Prosedur apa yang dapat kita tempuh agar kita dapat membangun pemikiran yang
benar-benar dapat meyakinkan kita?. kita selalu berkata bahwa saya tengah
memikirkan sesuatu.
Ungkapan ini selalu pula dikaitkan dengan aktivitas bahwa kita sedang
membayangkan sesuatu. Pandangan ini tidaklah salah, karena memang dalam
setiap pr oses berpikir manusia senantiasa melibatkan upaya pembuatan relasi
antara konsep atau ide yang satu dengan yang lain secara sistematis yang secara
niscaya mesti mengingat-ingat setiap konsep atau ide yang pernah singga dalam
dunia kesadaran kita mengklasifikasi dan mencoba menguraikannya secara
mendalam dan terarah menuju pembuatan suatu kesimpulan atau keputusan.
Berpikir filsafat senantiasa di tandai dengan berpikir sungguh-sungguh dan berhati-
hati tentang sesuatu realitas melalui tata pikir yang sistematis, metodis, radikal dan
universal. Berpikir seperti ini memestikan subjeknya untuk tidak membiarkan ide dan
konsep yang tengah dipikirkannya berserakan tampa arah.
Logika dalam hal dapat dikatakan sebagai instrumen penting dalam sistem
berpikir dalam filsafat. Bahkan ada yang mengatakan bahwa filsafat sesungguhnya
adalah bagaimana mengimplementasikan hukum-hukum logika dalam memandang
realitas. Logika adalah tata cara yang digunakan untuk berpikir tepat, karena
memang didalamnya tertuang kaidah-kaidah ang dapat dipenuhi untuk melahirkan
pemikiran yang tepat. Sebagai ilmu dalam menalar, logika mempunyai dua bentuk
yaitu; logika formal dan material. Yang pertama menunjukkan tata cara dan atau
cara-cara yang dapat ditempuh dalam mengungkapkan ide sehingga apa yang kita
uraikan dalam pemikiran kita dapat teruji secara logis dalam konteks silogisnya.
Sedangkan yang kedua lebih menunjuk pada isi dan hubungan logis antarpremis
yang digunakan dalam menyatakan pandangan. Ketika kedua sistem logis ini
dgunakan dalam menjelaskan realitas, maka apa yang kita pikirkan berdaarkan
pengertian, pemahaman, penilaian yang diberikan terhadap realitas dapat
memperlihatkan hubungan logis diantaranya yang akan menampakkan
17