Page 30 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 30
dapat dipahami oleh pembaca. Dapat dipahami bahwa jika pengertian merupakan
upaya akal budi mengenalkan suatu realitas agar dipahami seperti apa adanya, dan
putusan adalah pembentukan pengetahuan atas pengertian yang telah ada, maka
penuturanlah yang akan mebentk pengetahuan baru dari pengetahuan-
pengetahuan dan pemahaman yang telah ada. Didalam aktivitas menuturkan akal
budi berupaya membuat penyimpulan dan putusan berupa pernyataan
pengetahuan. Upaya menuturkan, biasanya menempuh metode tata pikir umum
manusia yaitu deduktif, induktif, dan abduktif.
Deduktif merupaka tata pikir manusia yang beranjak beranjak dari persoalan
yang umum dan abstrak ke yang khusus dan bersifat konkret. Sedangkan yang
induktif adalah tata pikir manusia yang dimulai dari yang khusus, faktual dan atau
yang kongkret menuju pemahaman yang umum dan abstrak. Pengetahuan yang
dibangun atas dasar tata pikir deduktif akan melahirkan pengetahuan yang dibangun
atas dasar tata pikir deduktif akan melahirkan pengetahuan analitik, karena memang
diperoleh dari upaya analisis seseorang terhadap pengetahuan induktif; sedang
yang dibangun atas dasar pola pikir induktif akan menghasilkan pengetahuan
sintetik.
E. Kegunaan Filsafat Ilmu
Seperti halnya pengetahuan, maka filsafat pun dapat ditentukan ruang
lingkupnya yang dipilahkan dalam dua objek yaitu, objek material (lapangan) dan
objek formalnya (sudut pandangnya). Objek material filsafat ialah segala sesuatu
yang dipermasalahkan oleh filsafat.
Menurut Prof. DR. M.J. Langeveld: " bahwa hakikat filsafat itu berpangkal
pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian secara radikal dan menurut sistem".
Maka keseluruhan sarwa itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam
filsafat; Ada juga pemikiran itu sendiri yang terdapat dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya; Pemikiran itu pun adalah bagian dari kese- luruhan, terdapat
dalam filsafat sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian.
DR. Oemar Amin Hoesin menulis tentang lapangan penyelidikan filsafat
sebagai berikut: "Oleh karena manusia mempunyai pikiran atau akal yang aktif maka
ia mempunyai kecenderungan hendak berpikir tentang segala sesuatu dalam alam
semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Objek seperti ini disebut
sebagai objek material filsafat".
DR.Mr. D.C. Mukler menulis, "Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang
19