Page 70 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 70
employability skills yang terdiri atas delapan kelompok ketrampilan utama dan
sejumlah atribut-atribut personal. Delapan kelompok ketrampilan utama tersebut
meliputi: (1) communication skills; (2) team work skills; (3) problem-solving skills; (4)
initiative andenterprise skills; (5) planning and organising skills; (6) selfmanagement
skills; (7) learning skills; and (8) technology skills.
Harvey (2004:3) mendefinisikan employability sebagai atribut-atribut
tambahan (pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan) yang dapat membuat
lulusan menjadi lebih berhasil dalam pekerjaan baik yang dibayar maupun tidak
dibayar. Hasil kajian dari the Enhancing Student Employability Co-ordination Team
(ESECT) mendefinisikan employability skills sebagai sekumpulan dari ketrampilan,
pengetahuan dan atribut-atribut personal yang membuat seseorang menjadi aman
dan berhasil dalam pekerjaannya sehingga memberikan manfaat bagi dirinya
sendiri, dunia kerja, masyarakat maupun ekonomi secara umum (Yorke, 2006). Core
skills, key skills, transferable skills, general skills, non-technical skills, soft skills,
essential skills merupakan beberapa istilah yang juga sering digunakan secara
bergantian untuk menggambarkan employability skills yang diperlukan dunia kerja
saat ini (NCVER, 2003:2).
Dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa employability skills
merupakan sekumpulan ketrampilan-ketrampilan nonteknis bersifat dapat ditransfer
yang relevan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan dan
mengembangkan karir di tempat kerja, ataupun untuk pengembangan karir di tempat
kerja baru. Ketrampilan-ketrampilan tersebut termasuk di antaranya: ketrampilan
personal, ketrampilan interpersonal, sikap, kebiasaan, perilaku, ketrampilan
akademik dasar, ketrampilan berfikir tingkat tinggi.
Kualitas pembelajaran vokasional Abad XXI dapat ditingkatkan hanya jika ada
inovasi dan revitalisasi yang terencana dan terprogram dari seluruh komponen
pembelajarannya. Ketautan (link) dan kecocokan (match) program-program
pembelajaran vokasional dengan kebutuhan peserta didik dan pekerjaan menjadi
kunci pokok kualitas pembelajaran vokasional Abad XXI. Kebutuhan kompetensi
kerja peserta didik dan persyaratan kebutuhan dunia kerja baru blended antara
dunia kerja berbasis industri dan pengetahuan selalu dijadikan dasar inovasi dan
revitalisasi pembelajaran vokasional Abad XXI. Perubahan struktur dan iklim dunia
kerja, kecenderungan pola kerja dan kebutuhan skill kerja baru penting maknanya
dalam proses inovasi dan revitalisasi pembelajaran vokasional.
Inovasi pembelajaran vokasional Abad XXI mengedepankan pola pikir
pembelajaran divergen yang selalu memberi ruang-ruang baru tentang cara pikir
baru, cara tindak baru dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaan dan
59