Page 185 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 185
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Gambar 9.3
Masjid Sigi Kolano, Masjid Kesultanan Tidore
Pada 1884 dilakukan penggantian atap dengan bahan seng dan pada 1984
dilakukan penggantian serupa untuk kedua kalinya. Selain itu, lantai yang sejak
awal berupa tanah liat dilapis ubin. Bangunan masjid berdenah bujur sangkar
dengan ukuran 21 x 21 meter, dan berdiri di atas lahan berukuran 26 x 26 meter.
Pada areal masjid terdapat bangunan yang disebut stanyer sebagai tempat
beduk yang disebut tifa. Ketika tiba waktunya salat, tifa dibunyikan sebanyak 29
dan 30 yang melambangkan jumlah hari dalam sebulan tarikh Hijriah.
Menuju ruang salat terdapat teras atau serambi yang disebut gandaria yang
melewati tujuh teratak tangga. Atap ruang salat disangga empat tiang utama
setinggi tujuh meter. Di dalam ruang salat terdapat dua mimbar; satu sebagai
panggung khotbah dan satu mimbar berhiaskan kelambu putih sebagai tempat
salat sultan. Sebagai pengurus masjid ditetapkan seorang kadi yang dibantu
enam imam yang biasa disebut ‘imam soa’. Keenam imam melaksanakan tugas
secara bergiliran.
169