Page 87 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 87
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
babi lebih pada pandangan yang bersifat spiritual dan kultural dibanding aspek
higienis sebagaimana dalam pandangan umum.
Persentuhan Islam dengan keyakinan dan budaya lokal di Nusantara
merupakan suatu yang khas dan unik karena mengalami adaptasi penyerapan
dan bercampur dengan keyakinan setempat yang sangat beragam (Azra dalam
Abdullah dan Lapian [ed.] 2012: 129). Salah seorang dari Wali Sanga yang
menyebarkan Islam di Tanah Jawa yaitu Sunan Kalijaga, misalnya, merupakan
tokoh yang sangat pandai menggunakan dan memanfaatkan budaya dan praktik
keagamaan setempat untuk menyiarkan agama Islam dengan menggunakan
wayang dan gamelan. Sunan Kalijaga meminjam cerita atau lakon yang terdapat
dalam tradisi Hindu yang dikenal dalam masyarakat Jawa yaitu Mahabharata
dan Ramayana dan dengan kreativitasnya memasukkan unsur-unsur wacana dan
ajaran Islam ke dalam lakon tersebut (Azra dalam Abdullah dan Lapian [ed.] 2012:
128). Dalam hal penyebaran Islam di Kedatuan Luwu, kisah Galigo digunakan
untuk memudahkan syiar Islam di wilayah pedalaman.
Keberhasilan Datuk Sulaiman menyiarkan agama Islam di Kedatuan Luwu
dan wilayah kekuasaannya tidak terlepas dari kemampuannya yang luar biasa
dalam menghubungkan ajaran tauhid yang berkaitan dengan ke-Maha Esa-
an Tuhan dengan kepercayaan yang terdapat dalam masyarakat terutama
dalam pemujaan terhadap Sawerigading. Keberhasilan itu menjadi awal dari
keberhasilan dalam pengislaman di seluruh kerajaan yang terdapat di Sulawesi
Selatan sepanjang satu dekade setelah Luwu dan Gowa menjadi kerajaan Islam
pada 1605. Strategi ketiga datuk penyiar agama Islam dari Minangkabau untuk
memilih Kedatuan Luwu sebagai tahap awal dalam penyiaran agama Islam
tidak lepas dari pengetahuan tentang sejarah masyarakat di Sulawesi Selatan.
Mereka memahami bahwa hambatan terberat dalam pengislaman datang dari
para bangsawan yang menjadi ahli waris tomanurung atau leluhur para raja dan
bangsawan (Pelras 2006: 159).
Kronik Kerajaan Wajo menyebutkan bahwa ‘walaupun kekuasaan ada di
Gowa, namun kemuliaan sebenarnya berada di Luwu’ sehingga ‘Datu Luwu
merupakan pangkal asal semua bangsawan (arung)’. Untuk dapat menyebarkan
agama Islam maka penguasa Luwu haruslah diislamkan terlebih dulu, bukan
71