Page 192 - Jalur Rempah.indd
P. 192

182     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              karena arti pentingnya. Ada kepastian, J.P. Coen menulis, bahwa hampir semua

              lada di sana saat itu dibawa ke Malaka, Johor, Patani dan Gresik yang berasal
              dari Jambi dan di samping itu orang-orang Cina juga membawa sejumlah besar
              lada ke Cina juga. Jambi merupakan pelabuhan lada yang terkenal sebelum
              Banten, dan bisa memasok antara 40 dan 50 ribu karung setiap tahun.

                 Banten juga membeli sebagian ladanya dari sana. Orang Portugis, Jawa dan

              Cina sejak itu menjadi pembeli biasa. Jambi menawarkan kepada orang Belanda
              dan Inggris untuk  menghindari  Aceh dan Banten  yang  ingin menegakkan
              monopoli. Lada di Jambi diperoleh dari Minangkabau yang diangkut melalui
              sungai Indragiri, Kampar dan Jambi. Penguasa Minangkabau adalah raja lada
              dan emas. Ketika situasi politik di Indragiri semakin kacau karena pertarungan
              suku-suku pedalaman melawan penguasa pantai kecil, hanya sungai Kampar
              dan Batanghari yang benar-benar bisa dipertimbangkan  sebagai jalur

              pengangkutan karena kondisinya relatif aman. Namun pada kondisi normal
              di abad XVII sungai Batanghari digunakan meskipun tampak bahwa sekitar
              akhir abad XVI sungai Kampar lebih disukai. Palembang memperoleh sedikit
              lada dari dataran tinggi ini.

                 Jambi hanya penting karena ladanya, karena pasokan beras dan garam,

              Jambi harus  tergantung  pada impor  dari  tempat  lain yang dibawa  oleh
              orang Jawa. Ada rencana untuk memperluas lahan penanaman padi, tetapi
              penduduk Minangkabau  lebih menyukai usaha penanaman lada  yang lebih
              menguntungkan sehingga rencana itu tidak terwujud. Pertanian padi hanya
              dilakukan ketika terjadi bahwa harga lada sangat rendah, sehingga jumlah beras
              yang diimpor sangat sedikit dan oleh karenanya harganya tinggi.  Peristiwa
              seperti ini terjadi ketika orang Jawa tidak muncul di pasar. Jadi meskipun ada
              kepentingan besar orang Belanda dan Inggris di Jambi, pengaruh tradisional
              Jawa masih tetap bertahan di sana, bahkan setelah 1615 orang Jawa benar-

              benar kehilangan arti pentingnya sebagai pembeli di pasar lada.

                 Di bagian Timur, Ambon merupakan tempat ini sangat penting karena dua
              alas an: Pertama, letaknya di teluk Ambon besar, di depan kota dan di bawah
              perlindungan  benteng,  kapal  kerajaan  tiap  tahun  harus menunggu  angin
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197