Page 193 - Jalur Rempah.indd
P. 193
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 183
musim sebelum berlayar kembali ke Malaka dan Goa. Mereka tiba dari Tidore
pada akhir Februari dan berlayar kembali pada bulan Mei atau Juni. Juga
kapal-kapal yang berlayar dari Malaka mengambil jalur Jawa, yakni sepanjang
pantai timur Sumatera dan utara Jawa, tiba di Ambon sekitar pertengahan
Februari. Pada kapal-kapal yang bermuatan cengkeh dan dalam perjalanan
kembali ke India sebagian besar merupakan kemakmuran keuangan India.
Kejatuhan Ambon oleh Kompeni Belanda menjadi pukulan mematikan bagi
control Portugis di Asia Tenggara. 183
Peristiwa yang menyebabkan jatuhnya pusat perdagangan di Jawa,
antara lain sebagai akibat dari penghancuran kota-kota dagang Jawa Timur
oleh Mataram. Dengan hancurnya kota pelabuhan dagang di Jawa, pusat
perdagangan rempah beralih ke Makassar. Jalur perdagangan rempah tidak
lagi berlangsung dari Maluku lewat Gresik ke Selat Malaka, melainkan dari
Maluku lewat Makassar dan Borneo Selatan ke Selat Banten. Pergeseran ini
tidak dapat membantu membawa pengaruh simpati politik penduduk Maluku.
Jika pada era Portugis dan pada dekade pertama abad XVII mereka berpaling
kepada para penguasa utama Jawa demi kebutuhan menjual rempah-
rempahnya, pada dekade pertama abad XVII, mereka menempatkan diri di
bawah perlindungan Makassar.
Tidak perlu dijelaskan di sini sejarah kebijakan monopoli Kompeni
di Maluku. Kenyataannya adalah Belanda berusaha menjalankan sistem
monopoli lebih ketat – khususnya ketika mereka mulai memasukkan
perdagangan bumiputera, perdagangan intra-Asia dalam wawasan mereka.
Apa yang dilakukan oleh kompeni kenyataannya telah melemahkan daya beli
dan kemakmuran rakyat, mereka membunuh “angsa yang bertelor emas”.
Apa yang dilakukan oleh Kompeni terhadap penduduk Maluku, telah
menjadikan wilayah itu sebagai monopoli Belanda, seperti bunyi terjemahan
perjanjian antara kompeni dan penduduk pulau Ay di Banda berikut:
Kesepakatan antara Kompeni dan penduduk Pulau Ay di Banda:
183 Lihat Hubert Jacobs, “Ambon as a Portuguese and Catholic Town 1576-1605” dalam Neue Zeitschrift fur
Missionswissenschaft, Vol. 41 (1985), hlm. 15-17.