Page 196 - Jalur Rempah.indd
P. 196

186     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              karena  rempah dibongkar di pantai timur Sulawesi dan diangkut lewat darat

              melalui  Makassar.   Kompeni tidak mampu  mencegahnya. Setelah Belanda
              membawa  rempah  ke pasar Makassar sendiri,  mereka mampu  mencapai
              dasar  perjanjian perdamaian pada 1637  untuk  mengancam raja Makassar,
              yang diwujudkan dalam kejatuhan Malaka pada tahun 1641 sehingga ekspor
              rempah terhenti untuk  sementara. Dalam  situasi seperti ini tidak  mungkin
              untuk meneruskannya.



              K. JATUHNYA PERDAGANGAN LADA DI JAWA


                 Dari sumber-sumber Belanda,  sementara orang Portugis melakukan

              exploitasi wilayah di Nusantara bagian timur, tahun 1619, merupakan tahun
              yang sangat  tidak menyenangkan  bagi para pegawai VOC  yang bekerja di
              Hindia Belanda. Mereka  merasa lebih kuat daripada orang Inggris di wilayah
              Hindia Belanda. Di Eropa telah ditandatangani  perjanjian antara Inggris dan
              Belanda, yang akan bekerjasama untuk menghindari lonjakan harga dan upaya
                                                               185
              saling  menghancurkan.  Berdasarkan  Daghregister   yang  dikeluarkan  di
              Batavia, rincian pembicaraan yang diadakan dari perjanjian itu, memberikan

              gambaran yang tidak menyenangkan, akan tetapi bisa dipahami dari usaha
              mereka. Tidaklah  mungkin untuk mengakhiri kompetisi antara dua lawan itu.
              Seperti biasanya, J.P. Coen segera mengetahui bagaimana dia bisa menafsirkan
              dan menggunakan perjanjian itu demi kepentingan Kompeni Belanda.

                     Contoh dari konsultasi  Dewan  Pertahanan  ini diberlakukan    dalam

              menghadapi permohonan dari raja Jambi yaitu permintaan bantuan melawan
              invasi dari  Aceh yang  menjadi ancaman  selama  beberapa tahun.  Peristiwa
              ini tercatat  dalam  Daghregister tahun  1625.  Belanda  yang  telah  menutup
              lojinya di  Aceh  pada 1622,  telah memberi  perintah untuk  mengirimkan
              beberapa kapal bagi upaya blokade terhadap Malaka dari Jambi. Akan tetapi
              orang Inggris yang takut pada pembalasan terhadap lojinya di Aceh, merasa
              terkejut dan tertipu oleh tindakan sepihak Belanda. Selanjutnya mereka tidak
              memiliki kapal pada saat itu, kemudian mereka takut bahwa orang Belanda

              185  PA Tiele “De europeers in den Maleischen Archipel, vijfde geleerte: 1605-1610, dalam BKI, 1880, 201 – 204.
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201