Page 221 - Jalur Rempah.indd
P. 221
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 211
Dom Jorxe oleh Dom garcia Enriquez mendapatkan perhatian yang besar
dari Gubernur Portugis di Goa. Pero de Faria dan Simao de Soussa dua
orang bangsawan sekaligus komandan tangguh armada yang sudah dikenal
kegigihannya di lautan diutus oleh gubernur untuk menyampaikan tentang
akibat dari apa yang terjadi di Maluku. Pesan itu disampaikan sekaligus untuk
mengiringi kepergian mereka untuk mengemban tugasnya yang baru, yaitu
di Malaka dan di Aceh.
Kedua bangsawan itu bersama-sama berangkat dari Goa. Namun,
sebelum berlayar kapal-kapal mereka dilanda badai dahsyat yang mencerai-
beraikan armadanya. Dengan susah payah mereka menarik kapal-kapal yang
terhempas ke tengah laut ke daratan. Pero de Faria mendarat di Malaka, dan
segera setelah pendaratan itu, Jorze Cabral sebagai penguasa benteng di
Malaka menyerahkan kekuasaan atas benteng itu kepadanya. Simao de Sousa
Galvao segera tiba di pantai Aceh. Namun ia segera kembali berlayar karena
mengetahui bahwa di Aceh ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pertama cuaca
yang buruk menghambat pendaratannya. Kedua, raja di negeri itu setelah
memperoleh berita tentang kedatanganya memberikan ancaman yang sangat
serius yang dapat mengakibatkan pertumpahan darah. Sementara orang
Portugis di armada itu jumlahnya tidak memadai untuk melawan raja. Semula
ia mengirimkan seseorang untuk menyelidiki kondisi tempat itu denan dalih
kunjungan persahabatan. Utusan itu memiliki kesan bahwa raja dengan
menggunakan kata-kata penuh persahabatan, tentang cuaca buruk, dan
kesulitan perjalanan, dan memberikan nasehat untuk memasuki pelabuhan.
Utusan raja juga berjanji bahwa mereka akan disambut secara positif dan
akan dilindungi. Simao da Sousa menjawab dengan ucapan terimakasih atas
tawaran itu tetapi tidak bersedia untuk menerimanya.
Keesokan harinya ketika fajar tiba, badai di laut masih belum reda, datang
sebuah perahu utusan raja, yang akan membawa mereka ke pelabuhan dan
dia meminta agar gallelanya (kapal besar Portugis) untuk mengirimkan
sejumlah perahu (lanchara) ke daratan. Ketika akan dikirimkan beberapa
lanchara, tampak bermunculan beberapa orang bersenjata jumlah, yang
memaksa orang-orang Portugis untuk mendarat. Hal ini menimbulkan kesan