Page 101 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 101
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
1. Berjuang bersama-sama kaum pria menuju cita-cita
kemerdekaan.
2. Meningkatkan kedudukan perempuan dalam bidang-bidang
pendidikan, sosial dan kebudayaan.
Pada masa tentara Jepang, semua organisasi pergerakan
dibubarkan. Kemudian oleh Jepang membentuk perkumpulan-
perkumpulan yang diorientasikan pada pergerakan dalam
mendukung pemerintah, yaitu Gerakan Istri Tiga A, Barisan Puteri
Asia Raya, dan Barisan Pekerjaan Perempuan Putera. Selanjutnya,
dibentuk pula organisasi-organisasi yang menjalankan kegiatan-
kegiatan untuk kepentingan Jepang, Di antaranya adalah organisasi
perempuan yang bernama Fujinkai berikut organisasi-organisasi
yang dibawahinya. Anggota organisasi ini ambil dari anak-anak gadis
yang sudah berusia 15 tahun ke atas, dari kawasan kota hingga
kecamatan, dan dari warga pribumi maupun asing (Ohorella, dkk.,
1992:35).
Pada 3 November 1943, Jepang menambah perkumpulan
perempuan dengan pembentukan Tokobetsu si Fujinkai di Jakarta
yang diketuai Ny. RA. Abdurrachman. Dalam perkembangannya,
organisasi ini didukung adanya pembentukan perkumulan Barisan
Putri yang dipimpin Siti Dahlia dan Nursyamsu serta dibantu oleh
Setiati, Malidar, dan Paramita Abdurrachman.
Walaupun organisasi-organisasi perempuan pada masa Jepang
dibentuk ulang sebagai konsekuensi dari pelarangan dan pembubaran
organisasi-organisasi pada zaman Hindia-Belanda, namun semuanya
jelas berbeda. Jika organisasi-organisasi perempuan pada zaman
Hindia-Belanda sedikit banyak memperoleh kelonggaran ruang
gerak, tidak demikian pada zaman Jepang. Sebab hingga akhir dari
penjajahan Jepang, organisasi-organisasi itu lebih bersifat sebagai
barisan gerakan yang terorganisir dan siap setiap saat untuk
membantu pemerintahan dan peperangan.
69 69