Page 96 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 96
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Di Solo, Jong Java melahirkan organisasi Jong Java Dames
Afdeeling pada tahun ini. Organisasi yang diketuai oleh Nona Badiah
(Ny. Badiah Sularso) ini tergolong unik. Semua anggotanya terdiri
dari kaum putri yang akhirnya menjadi pembeda paling kentara di
antara cabang-cabang Jong Java yang lainnya.
Jong Islameiten Bond juga melahirkan organisasi perempuan
yang diberi nama Jong Islameiten Bond Dames Afdeeling (JIBDA)
pada tahun 1925. Dalih dan dalil untuk membidani lahirnya organisasi
ini diambil dari pemahaman bahwa Islam menempatkan perempuan
pada kedudukan yang tinggi dan terhormat, sama dalam kedudukan
dan dalam ikatan perkawinan, masing-masing tetap mempunyai hak
sepenuhnya. Organisasi ini ditujukan untuk melatih para anggotanya
menjadi perempuan Islam sejati dan untuk membela serta melindungi
hak-hak perempuan sesuai dengan ajaran Islam (Ohorella, dkk.,
1992:10)
Menjelang akan diadanyakannya Kongres Perempuan, semakin
tampak organisasi-organisasi perempuan yang bermunculan dalam
pendataan maupun pembentukan. Wanita Taman Siswa di
Yogyakarta, Kemadjoean Istri di Bogor, Ina Tuni di Ambon, Putri
Indonesia di Bandung, Putri Setia di Manado, Wanita PERTI di
Sulawesi Utara hingga Wanita Sahati di Jakarta. Menurut hasil
pendataan G.A. Ohorella, Sri Surjiatiningsih, dan Muchtaruddin
Ibrahim, perkembangan perkumpulan-perkumpulan atau organisasi
perempuan di seluruh Indonesia sampai tahun 1928, berjumlah
sekitar 50 hingga 100 perkumpulan (Ohorella, dkk., 1992:11).
D. Organisasi Prganisasi Pererempuan Pempuan Pasca Kasca Kongrongres Pes Pererempuanempuan
D. O
D. Organisasi Perempuan Pasca Kongres Perempuan
D. Organisasi Prganisasi Pererempuan Pempuan Pasca Kasca Kongrongres Pes Pererempuanempuan
D. O
Sejak Putri Mardikha atau Putri Mardika didirikan pada tahun
1912, berbagai organisasi perempuan Indonesia semakin
bermunculan. Secara umum, bentuk dan ruang gerak organisasi-
organisasi itu nyaris serupa dan masih bersifat non-politis. Menurut
64
64