Page 97 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 97

Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)

                Colin Brown, perhatian organisasi-organisasi itu hanya ditujukan
                untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan
                sosial dan keagamaan. Orientasi organisasi lebih bersifat kedaerahan
                ketimbang nasional, dan didominasi oleh perempuan aristokrat
                (bangsawan), menengah ke atas  (Brown, 2004:5).

                     Berkait kenyataan semacam itu telah muncul adanya gagasan-
                gagasan yang berujung pada keinginan untuk menyelenggarakan
                kongres perempuan. Namun demikian, terkait sosok atau pihak yang
                pertama kali mencetuskan gagasan penyelenggaraan kongres ini
                terdapat beberapa perbedaan.

                     Colin Brown beranggapan bahwa Kongres Perempuan Pertama
                yang berlangsung di Yogyakarta itu merupakan respon dari inisiatif
                yang diungkapkan oleh Ny. Soekanto, Ny. Suwandi, dan Nn. Sujatin
                (Brown, 2004:5). Nama Soekanto yang disebutkan Brown ini,
                kemungkinannya, dimaksudkan untuk menyebut nama Soekonto
                yang dalam penulisan nama lengkapnya adalah Raden Adjeng (RA)
                Soekonto. Sosok yang pada masa kecilnya menggunakan nama Siti
                Aminah inilah yang membuka acara dan jalannya Kongres
                Perempuan (Congres Perempoean Indonesia/C.P.I) untuk yang
                pertama kalinya di Yogyakarta. Adapun perbedaan nama ini berada
                pada aksara “A” dan “O” di antara Soekanto dan Soekonto.

                     Mungkin juga, nama Ny. Suwandi yang disebutkan Brown itu
                dimaksudkan untuk menyebut RA. Soetartinah Sastraningrat atau
                Ny. Soewardi Soerjaningrat (Blackburn, 2004:50, 2007:xxix).
                Yaitu,  istrinya  Ki  Hadjar  Dewantoro  yang  dalam  proses
                berlangsungnya kongres itu dapat dipanggil dengan Nyonya atau
                Nyai Hadjar Dewantoro. Adapun perbedaan nama ini berada pada
                model  penulisan yang digunakan sekaligus aksara “N” dan “R” di
                antara Suwandi dan Suwardi/Soewardi.
                     Sangat mungkin juga nama Nn. Sujatin itu dimaksudkan untuk
                menyebut nama seorang gadis –yang dalam model penulisan lama


                                             65 65
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102