Page 94 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 94

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan

                   Bersama KAS itu pula, gerakan Rohana Kudus bersama
               anggotanya  semakin  memperlebar  peranan  kaum  perempuan.
               Sekolah Amai Setia pun berdiri yang disusul dengan adanya lembaga
               kursusan Amai Setia yang juga dipimpin Rohana Kudus. Selain
               memberikan pengatahuan umum dan ketrampilan kepada
               perempuan yang sudah bersuami, study-club ini juga mengajak kaum
               perempuan untuk dapat segera menyesuaikan  cara hidup  dan
               penghidupannya dengan perubahan zaman. Sebagai bagian dari
               konsekuensi strategi pergerakannya, kelak akan ada penerbitan surat
               kabar Sunting Melayu dan Tjahaya Sumatera.

                   Kabar lanjutan dari gerakan RD. Sartika tersiar tentang
               berdirinya sekolah Kautamaan Istri lagi pada tahun 1915. Pada tahun
               ini sekolah Kautamaan Istri bertambah lagi di Bandung dan Padang
               Panjang. Sedang dari kabar di Magelang, sebuah organisasi ibu telah
               berhasil diibentuk oleh sekelompok ibu-ibu dengan nama Pawiyatan
               Wanito. Adapun dari Jepara, terdapat kabar pendirian Wanito Hadi.

                   Sekolah Kautamaan Istri muncul lagi pada tahun 1916 di
               Sumedang dan Cianjur. Demikian pula dengan Sekolah Kartini yang
               muncul lagi di Malang dan Cirebon. Adapun Sekolah Kartini di
               Pekalongan dan Kautamaan Istri di Ciamis itu baru berdiri pada tahun
               1917.

                   Pada tahun 1917 ini mulai tampak lebih banyak gerakan
               perempuan yang menggunakan media organisasi. Purborini dan
               Wanito Rukun Santoso muncul di Malang, Putri Budi Sejati di
               Surabaya, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Mulyo serta Wanita
               Aisyiah di Yogyakarta (Ohorella, dkk., 1992:18). Khusus di Manado,
               Sulawesi Utara, perempuan bernama Maria Walanda Maramis
               membentuk Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT)
               pada tanggal 8 Juli 1917. Dari PIKAT inilah kemudian bermunculan
               sekolah-sekolah yang bernama Huishoud School atau  Meisjes
               Vakschool.



                                             62
                                             62
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99