Page 98 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 98
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
ditulis– Soejatien (Blackburn, 2007:xxix) atau Soejatin. Jika
merujuk ejaan baru, nama ini dapat ditulis Sujatin atau Suyatin. Sosok
guru muda yang setelah menikah juga dikenal dengan nama Soejatien
Kartowiejono, Sujatin Kartowijono, atau Suyatin Kartowiyono
(Blackburn, 2004:23) inilah yang turut mencari meja dan mengitari
Jogja sebelum berlangsungya kongres.
Jika tiga kemungkinan ini benar, maka pendapat Brown berkait
penggagas atau inisator Kongres Perempuan itu tidak jauh berbeda
dengan pendapat umum yang lainnya. Yaitu, gagasan perlunya
diselenggaran Kongres Perempuan Indonesia itu berasal dari tiga
perempuan yang bernama Soejatien, Ny. Soekonto, dan Ny. Hadjar
Dewantara (Ny. Soewardi / Ny. Suwardi).
Dalam sambutannya sebagai Ketua Kongres Perempuan I pada
tahapan pemboeka’an acara, Ny. Soekonto bercerita secara singkat
tentang telah adanya usulan untuk bekerdja bersama-sama
(bekerjasama antar perkumpulan), yang datang di perkumpulan
Wanito-Oetomo, Yogyakarta. Usulan yang, katanya, datang dari
perkumpulan putri dari kanan kiri itu menyadarkan Soejatien, Nji
Adjar Dewantoro (Ny. Hadjar Dewantoro), dan dirinya sendiri
seputar status kepintaran dan kemajuan kaum perempuan pada masa
itu (Blackburn, 2007: 11)..
Namun, menurut Soejatien, gagasan diselenggarakannya
Kongres Perempuan Indonesia pada masa itu berasal dari
sekelompok guru muda –yang sebelumnya adalah anggota Jong Java,
yang telah mendirikan cabang Poetri Indonesia di bawah
kepemimpinan Soejatien. Setelah adanya Sumpah Pemuda, Soejatien
bersama anggota organisasi itu berkeinginan untuk membentuk
Panitia Kongres Perempoean Indonesia di Yogyakarta. Mereka
lantas mendekati R.A. Soekonto untuk menjadi ketua dan Ny. Hadjar
Dewantoro menjadi wakilnya. Sedangkan Soejatien menjadi
sekretarisnya (Blackburn, 2007: xxix).
66
66