Page 120 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 120

Variasi Bahasa                                                       109

                  Misalnya  bahasa  Jawa  karma  ndesa  yang  digunakan  kaum  atau
                  masyarakat  rendah.  Vulgar  merupakan  variasi  sosial  yang  ciri-
                  cirinya tampak pada     pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang
                  terpelajar, atau dari kalangan yang tidak berpendidikan.
                        Slang  merupakan  variasi  sosial  yang  bersifat  khusus  dan
                  rahasia.  Artinya  digunakan  oleh    kalangan  tertentu  yang  sangat
                  terbatas,dan tidak boleh  diketahui oleh kalangan  di luar kalangan
                  tersebut. Kolokial merupakan variasi sosial yang digunakan dalam
                  percakapan  sehari-hari  dan  oleh  karenanya,  bahasa  kolokial
                  merupakan  bahasa  percakapan  sehari-hari  bukan  merupakan
                  bahasa  tulis.  Jargon  adalah  variasi  sosial  yang  penggunaannya
                  terbatas  oleh  kelompok-kelompok  sosial  tertentu.  Ungkapan  yang
                  digunakan  biasanya  tidak  dapat  dimengerti  masyarakat  umum  di
                  luar  kelompok  tersebut.  Argot  merupakan  variasi  sosial  yang
                  digunakan  secara  terbatas  pada  profesi-profesi  tertentu  dan
                  bersifat  rahasia.  Letak  kekhususan  argot  adalah  pada  kosakata
                  yang  digunakan.  Ken  merupakan  Variasi  sosial  tertentu  bernada
                  “memelas”,  dibuat  merengek-rengek,  penuh  dengan  kepura-
                  puraan.  Biasanya  digunakan  oleh  para  pengemis.  Sementara  itu,
                  istilah  bahasa  prokem  muncul  untuk  menyatakan  bahasa-bahasa
                  yang digunakan oleh para remaja (bahasa gaul).

                  Gaya dan Ragam
                        Gaya  merupakan  cara  berbahasa  yang  dikaitkan  dengan
                  keadaan  formal  dan  informal  pembicaraan.  Tingkat  formalitas
                  terkait dengan beberapa faktor seperti: jenis kesempatan; berbagai
                  situasi sosial, usia, dan perbedaan lainnya yang ada di antara para
                  pembicara; tugas  tertentu  yang  terlibat,  misalnya,  menulis  atau
                  berbicara; keterlibatan  emosional  satu  atau  lebih  dari  para
                  pembicara; dan  seterusnya.  Gaya  adalah  ragam  bahasa  yang
                  disebabkan  adanya  perbedaan situasi berbahasa  atau perbedaan
                  dalam  hubungan  antara  pembicara  (penulis)  dan  pendengar
                  (pembaca). Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joss dalam
                  Wardhaugh  &  Fuller  (2015)    membedakan  ragam  bahasa  dalam
                  lima  bentuk,  yaitu  ragam  beku  (frozen),  ragam  resmi  (formal),
                  ragam usaha (konsultatif), ragam santai (kasual), dan ragam akrab
                  (intimate). Berikut penjelasan dari berbagai ragam yang dimaksud
                  Martin Joss tersebut.

                        Ragam beku (Frozen/fixed speech)
                        Ragam  beku  merupakan  variasi  bahasa  yang  paling  formal
                  dan digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara-upacara
                  resmi,  seperti  upacara  kenegaraan,  khotbah  di  masjid,  tata  cara
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125