Page 124 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 124

Variasi Bahasa                                                       113

                  BAHASA PIDGIN DAN BAHASA KREOL
                  (Noprival, M. Nur Hakim, Marlina Bakri, 2016)



                        Bahasa  pada  hakikatnya  memiliki  variasi  yang  berbeda-

                  beda,  seperti  variasi  standar  dan  non-standar.  Munculnya  variasi
                  bahasa  disebabkan  karena  berbagai  faktor,  diantaranya  faktor
                  sosial  budaya,  tempat  individu  atau  kelompok  individu  tersebut
                  berada.  Bentuk  bahasa  seseorang  atau  kelompok  masyarakat
                  banyak  dipengaruhi  oleh  faktor  lingkungan  yang  secara  langsung
                  bersentuhan  dengan  penuturnya.  Oleh  karena  itu,  faktor
                  ekstralinguistis bahasa menjadi beragam sesuai dengan kenyataan
                  sosial yang direfleksikannya.
                        Berbagai  macam  bahasa  di  belahan  dunia  ini  yang  perlu
                  untuk    dilakukan     objek    kajian   mendalam,      seperti    pada
                  penggolongan bahasa vernakular, bahasa standar, bahasa  Pidgin
                  dan Kreol yang digunakan oleh kurang lebih 75 juta penggunanya
                  (Siegel,  2008)  yang  sebenarnya  memang  berasal  dari  bahasa
                  Eropa  yang  di-pidgin-isasikan  mulai  dari  tahun  1930-1980  (Nash,
                  2014).  Laporan  UNESCO  pada  tahun  1951  mengemukakan
                  bahasa  vernakular  sebagai  bahasa  pertama  dari  suatu  kelompok
                  sosial atau politik yang didominasi oleh kelompok dengan bahasa
                  yang berbeda. Sedangkan bahasa standar mengacu pada sesuatu
                  yang  mengalami  aturan-aturan/kodifikasi  (seperti  tata  bahasa),
                  serta  dapat  dikenali  sebagai  sebuah  variasi  bergengsi  atau  kode,
                  oleh  sebuah  komunitas,  dan  ini  digunakan  untuk  fungsi-fungsi
                  tinggi sebagai pembeda variasi-variasi rendah.
                        Dahulu, bahasa Pidgin dan Kreol dianggap sebagai fenomena
                  linguistik yang tidak begitu menarik untuk diperbincangkan apalagi
                  untuk  diteliti  bahkan  pakar  Kreol  sekalipun  telah  berusaha  untuk
                  mendiskreditkan skenario dari bahasa Pidgin sederhana agar tidak
                  menjadi bahasa Kreol yang kompleks (Baker & Daval-Markussen,
                  2014)  sebab  siapapun  yang  menggunakan  bahasa  jenis  tersebut
                  dianggap  suatu  kehinaan.  Para  pakar  linguistik  memberikan
                  perhatian  yang  serius  pada  bahasa  Pidgin  dan  Kreol  sehingga
                  sikap  dan  perilaku  anggapan  seperti  itu  telah  berubah  di  masa
                  sekarang. Kajian bahasa Pidgin dan Kreol menjadi salah satu tema
                  yang  sangat  penting  di  antara  kajian  Sosiolinguistik  lainnya.
                  Komunitas  dan  penutur  bahasa  tersebut  menyadari  bahwa
                  bukanlah  sebuah  variasi  bahasa  yang  jelek  ketika  mereka
                  berbicara  menggunakan  bahasa  Pidgin  dan  Kreol,  dan  oleh
                  karenanya,  mereka  menganggap  bahwa  bahasa  atau  variasi
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129