Page 159 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 159

148                                                                BAB 4

               kaum  imigran  di  Inggris.  Masyarakat  Inggris  secara  terbuka
               mengevaluasi  para  penutur  yang  tidak  menggunakan  bahasa
               Inggris standar, tidak hanya pada anak muda saja, tetapi juga pada
               keluarga  imigran  termasuk  anak-anaknya  ketika  berada  pada
               domainsaat  bahasa  standar  harus  dipakai.  Yang  memprihatinkan
               adalah  ketika  seorang  anak  kecil  harus  berkomunikasi  di  luar
               rumah. Misalnya, ketika berkomunikasi dengan dokter gigi, bahasa
               yang  digunakan  sulit  dipahami  akibat  pengaruh  keluarga  yang
               mengajarkan bahasa Inggris yang tidak sesuai standar. Para anak
               kecil  itu  juga  sulit  menerima  penjelasan  dari  guru  mereka  ketika
               berada di lingkungan sekolah.
                     Di  Jakarta  terdapat  ragam  bahasa  anak  muda  seperti  yang
               ada di Inggris. Perbedaannya adalah kecenderungan terbentuknya
               bahasa  khas  tersebut  bukan  karena  sekumpulan  imigran  yang
               berusaha  kreatif  menciptakan  bahasa  sendiri,  tetapi  melalui
               pergaulan  dengan  penduduk  keturunan  Tionghoa,  Arab,atau
               pengaruh bahasa Inggris yang dipelajari, yang tidak terbatas pada
               status  sosial  tertentu  saja,  tetapi  bagi  kalangan  manapun  yang
               berusaha bergaul dengan siapapun. Misalnya,mereka mengatakan
               beberapa kalimat berikut.
                     a. “Gue boring bro, polis nyegat, gue kasih gocap nolak.
                     b. “Meeting dulu ah,Sis. Bookingin pesawat ane dong. Ente
                        kan tahu kalo didelay bisa berabe, faham?”
                     c. “Cukong lu tajirabis.Walhasil boleh dong orderin ane job
                        buat ngemsi (jadi MC).”
                     d. “Dasar lola, loading lama. Gadget error secondlu beli
                        juga.Dasar kudet, kurang update, ngebrowsing dulu, depe
                        (singkatan dari down payment) murah black.”
                     e. “Si blackmauhang out di mane? Cool man, mau ngeDJ
                        bareng Al. Jangan fly. No drug bro, peace!”
                     f.  Otak gue ngeblank, belum connect, masih jet lag. Tapi hoki
                        dapet angpao dari koko gue.
                     Biasanya  orang  Inggris  yang  berpendidikan  dengan  status
               sosial  yang  tinggi  menggunakan  RP.  Akan  tetapi,  di  luar  Inggris,
               seperti  di  Singapura  dan  Selandia  baru,  RP  lebih  mencerminkan
               latar  belakang  pendidikan  dan  kemapanan  kehidupan  ekonomi,
               bukan  didasarkan  oleh  status  golongan  bangsawan,  seperti  yang
               terjadi di Inggris. Pada tahun 1880-an para pengawas sekolah dari
               Inggris  diterjunkan  ke  Selandia  Baru    untuk  melakukan  penilaian
               terhadap RP yang digunakan di sekolah-sekolah di New Zealand.
               Hasilnya  menunjukkan  bahwa  RP  yang  digunakan  di  sekolah-
               sekolah di sana dianggap masih murni dan belum tercemar (pure
               and undefiled) sebab pengucapan RP bisa dipertahankan dengan
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164