Page 162 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 162

Bahasa dan Kesantunan                                                151

                        b. though „walaupun‟--> dough „adonan‟
                        c. event „peristiwa‟--> even „bahkan‟
                        d. elephant „gajah‟--> eleven „sebelas‟
                        e. egg „telur‟--> ache „sakit‟
                        f.  ate „makan‟--> at „di, pada‟
                        g. joke „lelucon‟ --> jock  „singkatan dari jockey, yang dalam
                           bahasa Indonesia berarti joki)‟
                        Bahasa  menunjukkan  kelompok  sosial-ekonomi  atau  etnis
                  tertentu. Anak sekolah  yang  berasal  dari kelas pekerja tidak mau
                  memiliki logat seperti seorang pejabat negara dari golongan status
                  sosial  yang  tinggi.  Selain  pengucapan,  pemilihan  kata  juga
                  diperhatikan  ketika  mengucapkan  bahasa  nonstandar  agar  tidak
                  tampak aneh ketika berinteraksi di lingkungan masyarakat. Namun,
                  ketika mereka berada pada domain atau ranah saat bahasa resmi
                  harus digunakan, anak-anak sekolah tersebut harus menggunakan
                  bahasa satndar. Perlu ada aturan yang jelas, kapan menggunakan
                  bahasa  nonstandar  dan  kapan  menggunakan  bahasa  standar.
                  Mempelajari  bahasa  standar  melalui  pendidikan  merupakan
                  kebutuhan  yang  mendasar  sehingga  bagi  yang  tidak  menguasai
                  bahasa  standar  pada  situasi  forma  dianggap  tidak  berpendidikan.
                  Bahkan.pada      beberapa      kasus    pengadilan,    dijumpai    pula
                  penggunaan  bahasa  non-standar,  yang  terkadang  menimbulkan
                  gelak tawa atau bahkan caci-maki.

                  Catatan terhadap Metode yang Digunakan
                        Terdapat     tiga   cara    utama    yang     digunakan     untuk
                  mengumpulkan  informasi  mengenai  sikap  terhadap  bahasa
                  sebagai berikut.

                        Perlakuan sosial
                        Pakar  sosiolinguistik  bisa  menyimpulkan  suatu  perilaku
                  dengan mengamati bagaimana cara suatu bahasa digunakan pada
                  domain publik. Metode pengumpulan data seperti ini dianggap tidak
                  kelihatan  secara  mencolok  (unobtrusive),  dan  beragam  data  bisa
                  dikumpulkan  sekaligus.Misalnya,  dokumen-dokumen  pemerintah
                  bisa  memberikan  banyak  informasi  terkait  status  berbagai  ragam
                  bahasa. Dokumen pendidikan  bisa  menampilkan  pandangan guru
                  terhadap bahasa yang digunakan siswa. Dokumen dari suatu biro
                  iklan  bisa  menunjukkan  ragam  bahasa  apa  yang  disukai  oleh
                  perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa iklan.
                        Dialek  yang  digunakan  pada  sebuah  novel  sanggup
                  memberikan gambaran informasi terhadap sikap para penutur yang
                  kurang  berpendidikan  dengan  mencermati  tata  bahasa  yang
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167