Page 256 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 256

Pemertahanan dan Penelitian Bahasa                                   245

                  periode  waktu  tertentu.  Bahasa  Inggris  di  Inggris,  Prancis  di
                  Prancis,  Jepang  di  Jepang,  Spanyol  di  Spanyol  tampak  contoh
                  yang  jelas.  Ada  sedikit  bahasa  dengan  status  seperti  ini  sebelum
                  sekitar  tahun  1500.  Kemudian  jumlahnya  meningkat  secara
                  dramatis, terutama di abad kesembilan belas karena nasionalisme
                  linguistik di Eropa tumbuh. Ini hampir dua kali lipat lagi pada abad
                  ke-20 dengan munculnya negara-negara terjajah dari pemerintahan
                  kolonial menjadi negara-negara merdeka.
                        Selama seratus tahun terakhir, kebangsaan dan kemerdekaan
                  telah  menjadi  isu  politik  yang  sangat  penting  di  seluruh  dunia.
                  Dalam  perjuangan  untuk  membangun  identitas  nasional  yang
                  berbeda, dan untuk mendapatkan kemerdekaan dari pemerintahan
                  kolonial, perkembangan bahasa nasional sering memainkan peran
                  penting.  Nilai  simbolik  sebuah  bahasa  nasional  sebagai  titik  temu
                  pemersatu  dalam  pertempuran  untuk  kemerdekaan  dengan  cepat
                  dihargai di negara-negara seperti Tanzania, di mana lebih dari 120
                  bahasa digunakan. Di negara-negara multibahasa lainnya, seperti
                  China,  Filipina  dan  Indonesia,  di  mana  ada  populasi  besar  yang
                  berbicara dengan ratusan bahasa yang berbeda, bahasa nasional
                  tidak hanya bahasa lingua franca dan bahasa resmi yang berguna,
                  namun  juga  berfungsi  sebagai  fungsi  pemersatu  simbolis  bagi
                  bangsa-bangsa ini.

                  Perencanaan Bahasa Resmi Nasional

                        Upaya  untuk  mengubah  bahasa,  baik  dari  segi  bentuk
                  maupun  fungsinya,  biasanya  digambarkan  sebagai  contoh
                  perencanaan  bahasa.  Perencanaan  dalam  perubahan  bahasa
                  terkait  dengan  keputusan  kebijakan,  perencanaan  bahasa  terkait
                  juga dengan kebijakkan bahasa, dikenal dengan perencanaan dan
                  kebijakkan  bahasa  atau  Language  Policy  and  Planning  (LPP).
                  Hornberger  (2006:25)  dalam  Wardhaugh  menyatakan  bahwa
                  hubungan  antara  kebijakkan  dan  perencanaan  merupakan
                  hubungan yang kompleks, LPP menawarkan suatu aturan konsep
                  yang  menyeluruh  untuk  memahami  keseluruhan  hubungan
                  perencanaan dan kebijakkan serta perubahan proses sosial.
                        Spolky  (2004)  dalam  Wardhaugh  mendefinisikan  kebijakkan
                  bahasa  terkait  dengan  3  komponen,  1)  penggunaan  bahasa  di
                  dalam  komunitas  masyarakat  khususnya  terkait  dengan  variasi
                  pilihan  bentuk  yang  digunakan  dalam  situasi  tertentu,  2)  ideologi
                  bahasa  dan  3)  usaha  spesifik  yang  dibuat  untuk  mempengaruhi
                  penggunaan, melalui intervensi, perencanaan dan pengaturan.
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261