Page 42 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 42
Masyarakat Bahasa dan Pengajaran Bahasa 31
dua variasi dari satu bahasa. Variasi pertama disebut dialek tinggi
atau dialek T, dan yang kedua disebut dialek rendah atau dialek R.
Dalam masyarakat diglosis para penutur biasanya menganggap
bahwa dialek T lebih bergengsi, lebih superior, lebihterpandang
dan merupakan bahasa yang logis. Sedangkan dialek R dianggap
inferior, malah ada yang menolak keberadaannya. Dan
pemerolehan dialek T diperoleh dengan mempelajarinya dalam
pendidikan formal, sedangkan dialek atau ragam R diperoleh dari
pergaulan dengan keluarga dan teman-teman. Ragam T
dipandang sebagai ragam yang bergengsi, maka tidak
mengherankan kalau standarisasi dilakukan terhadap ragam T
tersebut melalui kodifikasi formal. Kamus, tata bahasa, petunjuk
lafal, dan buku-buku kaidah untuk penggunaan yang benar ditulis
untuk ragam T. Stabilitas dalam masyarakat diglosis biasanya telah
berlangsung lama dimana ada sebuah variasi bahasa yang
dipertahankan eksistensinya dalam masyarakat tersebut. Dalam
leksikon, sebagian besar kosakata pada ragam T dan R adalah
sama. Namun, ada kosakata pada ragam T yang tidak ada
pasanganya pada ragam R atau sebaliknya, ada kosakata pada
ragam R yang tidak ada pasanganya pada ragam T.Ciri yang
paling menonjol pada diglosia adalah adanya kosakata yang
berpasangan,satu untuk ragam T dan satu untuk ragam R, yang
biasanya untuk konsep-konsep yang sangat umum. Umpamanya
dalam bahasa Indonesia kita dapat mendaftarkan sejumlah
kosakata yang berpasangan sebagai baku dan tidak baku. Antara
lain,uang dan duit, buruk dan jelek. Lebih lanjut lagi Ferguson
memberikan contoh Diglosia yang terjadi dalam masyarakat. Dalam
bahasa Arab dialek T-nya adalah bahasa Arab klasik, bahasa
AlQuran yang lazim disebut al-fusha, dialek R-nya adalah berbagai
bentuk bahasa Arab yang digunakan oleh bangsa Arab, yang lazim
disebut Addarij. Dalam bahasa Yunani, dialek T-nya disebut
Katharevusa, yaitu bahasa Yunani murni dengan ciri-ciri linguistik
Yunani klasik: sedangkan dialek R-nya disebut Dhimotiki, yakni
bahasa Yunani Lisan. Bahasa Jerman-Swiss, dialek T-nya adalah
bahasa Jerman standar sedangkan dialek R-nya adalah berbagai
dialek bahasa Jerman. Di Haiti, yang menjadi dialek T-nya adalah
bahasa Prancis, sedangkan bahasa R-nya adalah bahasa Kreol-
Haiti, yang dibuat berdasarkan bahasa Prancis. Hal senada
disampaikan oleh Wardhaugh & Fuller di dalam bukunya, mereka
berpendapat,
Diglosia is the term used to describe a situation in which there
are two distinct codes with clear functional separation; that is,