Page 87 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 87
76 BAB 3
Pemahaman berikutnya memerlukan kajian lebih dalam mengenai
masyarakat tutur, variasi regional, bahasa dan budaya, etnografi
dan etnometodologi, kesetaraan dan kesantunan, serta bahasa dan
perencanaan bahasa. Semua kajian tersebut dapat dipelajari dari
berbagai sumber, terutama buku-buku teks dan jurnal ilmiah.
Kesimpulan dan Implikasi terhadap Pengajaran Bahasa
Variasi bahasa terbentuk karena adanya gejala-gejala
linguistis dan non-linguistis. Variasi bahasa juga terbentuk melalui
interaksi sosial yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama
dan dalam keanekaragaman faktor linguistis sehingga variasi dan
penggunaannya pun menjadi beragam. Perubahan-perubahan
variasi dapat terjadi dari daerah ke daerah, dari kelas sosial ke
kelas sosial lainnya, dari situasi ke situasi lainnya, dan dari individu
ke individu lainnya. Inilah yang menyebabkan munculnya variasi
bahasa. Interaksi sosial yang dimaksud tentu mengacu pada
interaksi antara kalangan di tingkat pendidikan, umur, status sosial,
ekonomi, pekerjaan, maupun jenis kelamin. Variasi bahasa dapat
mencakup variasi pada dialek, gaya, register, mapun bentuk variasi
standar yang lainnya. Dalam situasi pembelajaran dan pemelajaran
bahasa, variasi bahasa sebenarnya menunjukkan tingkat linguistik
repertoar seseorang dimana dia dapat memediasi perubahan-
perubahan bahasa saat berinteraksi. Poin dari hal ini adalah bahwa
pembelajar maupun pelajar bahasa dapat memanfaatkan variasi
bahasa dalam melatih keterampilan dan mengurangi tingkat
kecemasan. Hal ini diartikan sebagai asosiasi bahasa dan pikiran.
Isu besar dalam pembelajaran dan pemelajaran bahasa,
seperti kesalahan tata bahasa, merupakan salah satu momok bagi
pelajar bahasa, secara khusus bahasa asing. Padahal, dalam
komunikasi yang sebenarnya, prinsip mutually understandable
seharusnya menjadi dasar bagi kita untuk lebih fleksibel dalam
menggunakan bahasa. Di samping itu, prinsip dari variasi bahasa
juga turut membantu kita dalam hal ini, namun, bukan berarti jika
kita dapat seenaknya membuat variasi bahasa. Maksudnya,
dengan memahami bahwa dalam belajar bahasa, kita tidak
seharusnya terlalu berpatokan pada tata bahasa. Kita dapat belajar
menggunakan bahasa dan variasinya dengan antusias tanpa
dibebani oleh tata bahasa. Tata bahasa barulah dipertimbangkan
ketika kita masuk dalam ranah yang formal atau ilmiah. Khusus
untuk para pembelajar bahasa, dia harus memahami keduanya,
baik prinsip mutually understandable dan prinsip tata bahasa sebab
mereka akan mengajarkan tata bahasa.