Page 163 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 163
Bahan Ajar dan Pengembangan 153
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Unsur Pembangun Cerita Pendek
Sesuai dengan namanya, cerpen berarti cerita yang habis dibaca dalam
sekali duduk. Panjang cerpen biasanya berkisar 500–5000 kata (Kosasih,
2012). Walaupun bentuknya sederhana namun cerpen juga memiliki unsur-
unsur pembangun yang sama dengan karya prosa yang lebih rumit seperti
novel. Cerpen juga memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut
pandang, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2013:12). Namun karena bentuknya
yang pendek, penyajian cerpen lebih sederhana. Cerpen memiliki tema yang
sederhana, jumlah tokoh terbatas, jalan cerita sederhana, dan latar meliputi
ruang lingkup yang terbatas (Huda, 2013). Unsur utama pembangun sebuah
cerpen dijabarkan, yaitu plot, tema, tokoh dan penokohan, dan latar.
Plot cerpen adalah plot tunggal, yaitu hanya terdiri dari satu urutan
peristiwa. Urutan peristiwanya bisa dimulai dari mana saja, tidak mesti dimulai
berurutan dari urutan awal, rising action, klimaks, denounment, dan akhir.
Misalnya cerita dimulai dengan konflik yang sudah mencapai klimaks. Jika
mau memasukkan pengenalan tokoh dan latar, sebaiknya dibuat singkat saja.
Selanjutnya tema, bahwa karena ceritanya cukup pendek, maka dalam satu
cerpen hanya terdapat satu tema utama dan tidak ada tema tambahan.
Kemudian tokoh dan penokohan, dimana tokoh-tokoh dalam cerpen sangat
terbatas hanya yang benar-benar memiliki peran dalam cerita tersebut.
Deskripsi tentang jati diri tokoh juga tidak terlalu mendalam mengingat
ceritanya yang pendek. Adapun latar, bahwa pelukisan latar pada cerpen
hanya garis besarnya saja, asal sudah bisa menggambarkan suasana tertentu
yang dimaksudkan. Jumlah latarnya juga tidak terlalu banyak. (Nurgiantoro,
2013:14–16).
2. Pola Pengembangan Pantun Menjadi Cerpen
Karena cerpen merupakan prosa naratif yang bersifat imajinatif
sehingga dalam pengembangannya sesuai dengan pikiran kreatif penulisnya,
yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya. Namun demikian, untuk
memudahkan dalam mentransformasi pantun menjadi cerpen, sebaiknya ada
tahapan-tahapan yang kita lakukan secara berurutan. Tahapan-tahapan ini
akan memudahkan kita dalam mengorganisir ide dalam menulis. Dengan
demikian, lebih mudah menciptakan cerpen yang memiliki kepaduan (unity)
mengingat cerpen yang baik adalah yang memiliki kepaduan yang baik.
Menurut Nugroho (2007) ada 8 tahap yang dapat membantu
memudahkan dalam menulis cerpen khususnya untuk pemula seperti yang
dipaparkan di bawah ini.