Page 170 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 170

160                                                                         BAB 4


                  Mereka  pun  bermain  bersama-sama.  Mereka  bergiliran  menerbangkan

                  pesawat terbang milik Bayu. Saat tiba giliran Rano yang menerbangkannya,
                  adiknya  merengek  menarik-narik  lengannya  sehingga  Rano  tidak  dapat
                  mengotrol pesawat  itu  dengan  baik.  Pesawat  itu  akhirnya  menabrak  pohon
                  besar di pinggir lapangan dan rusak.
                  Untuk  sejenak  mereka  semua  terdiam  karena  kaget  lalu  bayu  berlari  ke
                  pinggir  lapangan  ke  tempat  pesawatnya  jatuh.  Anton  dan  Dodi  saling
                  berpandangan  tanpa  bicara  sementara  Rano  menggendong  adiknya  dan
                  berlari menyusul Bayu.
                  ‚Bayu,  maafkan  aku...  aku  tidak  bermaksud merusaknya..  adikku  juga  masih
                  kecil jadi dia tidak mengerti. Aku mohon maafkan aku...‛
                  ‚Kau  telah  merusak  mainanku!!  Ini  mainan  kesayanganku!  Aku  membelinya
                  setelah menabung cukup lama!‛ Bayu marah-marah. Ia sangat kecewa karena
                  mainannya yang rusak.
                  ‚Aku mohon maafkan aku....‛ wajah Rano dipenuhi rasa bersalah.
                  ‚Kamu nggak akan bisa mengganti mainanku yang rusak dengan kata maaf!!‛
                  Bayu setengah berteriak lalu pergi meninggalkan Rano yang tertunduk sedih.
                  Besoknya  Bayu  masih  juga  marah  pada  Rano  sahabatnya.  Dia  tidak  ikut
                  bermain dengan Anton dan Dodi saat Rano sedang bersama mereka. Ia terus
                  menghindar untuk tidak bertemu dengan Rano di sekolah.
                  Semakin  hari  Bayu  merasa  perasaannya  semakin  tidak  nyaman  dan  gelisah.
                  Dia  marah  sekali  pada  sahabatnya.  Setiap  kali  dia  melihat  mainannya  yang
                  rusak, hatinya semakin kesal. Tapi dia juga  merasa kesepian. Selama ini dia
                  selalu ditemani oleh Rano. Dia punya banyak teman tapi Rano adalah yang
                  paling  dekat  dengannya.  Bayu  juga  mulai  merasa  kerepotan  karena  terus

                  menghindari Rano di sekolah. Akhirnya dia tidak bisa bebas ke sana ke mari
                  karena takut jangan sampai bertemu dengan Rano. Dia harus mengintip dulu
                  sebelum lewat, atau bersembunyi saat akan berpapasan dengan Rano. Saat
                  jam istirahat, dia kadang tidak bisa ke kantin atau bermain bersama teman-
                  temannya karena ada Rano di sana.
                  Yang  paling  parah  adalah  masalah  pelajaran.  Bayu  tidak  pintar  dalam
                  pelajaran hitungan dan kesenian sementara Rano adalah juara kelas. Selama
                  ini  Rano  lah  yang  membantu  dia  dalam  mengerjakan  PR  atau  menjelaskan
                  hal-hal  yang  tidak  dia  mengerti  dari  pelajarannya.  Sekarang  dia  harus
                  mengerjakan semuanya sendirian dan itu sangat menyusahkannya. Nilai-nilai
                  pelajarannya jadi jelek karena dia tidak terlalu paham matematika. Selain itu,
                  pikirannya dipenuhi dengan kejengkelan dan berbagai pikiran tentang Rano.
                  Suatu  hari  saat  pulang  dari  sekolah,  teman  ibunya,  Tante  Rahma  sedang
                  berkunjung. Bayu pun mendengar percakapan ibunya dan Tante Rahma.
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175