Page 73 - Cooperative Learning
P. 73

Implementasi Cooperative Learning di Tingkat SMA                      63

                  pembelajaran  kooperatif  adalah  "siswa  belajar  bersama-sama,  tapi
                  melakukan sendiri." Hal ini memastikan bahwa tidak ada yang bisa
                  "membonceng"  pada  kerja  orang  lain.  Tujuan  pelajaran  ini  harus
                  cukup jelas bahwa siswa dapat mengukur apakah (a) kelompok ini
                  berhasil  dalam  pencapaiannya,  dan  (b)  anggota  individu  berhasil
                  dalam pencapaianya juga; (3) Interaksi Tatap Muka (Promotif):
                        Kegiatan  kognitif  penting  dan  dinamika  interpersonal  hanya
                  terjadi ketika siswa mempromosikan pembelajaran masing-masing.
                  Ini  termasuk  penjelasan  lisan  tentang  bagaimana  memecahkan
                  masalah,     membahas       sifat   konsep    yang     dipelajari,   dan
                  menghubungkan belajar dengan kehadiran pengetahuan masa lalu.
                  Ini  adalah  melalui  tatap  muka,  interaksi  promotif  bahwa  anggota
                  menjadi pribadi berkomitmen satu sama lain serta tujuan bersama
                  mereka; (4) Keterampilan Sosial Interpersonal dan Kelompok Kecil:

                  Dalam  kelompok  pembelajaran  kooperatif,  siswa  belajar  materi
                  akademik  subjek  (rodi)  dan  keterampilan  kelompok  juga
                  interpersonal  dan  kecil  (teamwork).  Dengan  demikian,  kelompok
                  harus  tahu  bagaimana  untuk  memberikan  kepemimpinan  yang
                  efektif,   pengambilan     keputusan,     membangun        kepercayaan,
                  komunikasi,  dan  manajemen  konflik.  Mengingat  kompleksitas
                  keterampilan  ini,  guru  dapat  mendorong  kinerja  yang  jauh  lebih
                  tinggi dengan mengajar komponen keterampilan kooperatif dalam
                  pembelajaran      kooperatif.    Sebagai     siswa    mengembangkan
                  keterampilan  ini,  kemudian  proyek  kelompok  mungkin  akan
                  berjalan  lebih  lancar  dan  efisien  dari  yang  awal;  (5)  Pengelolaan
                  Kelompok: Setelah menyelesaikan tugas mereka, siswa harus diberi
                  waktu  dan  prosedur  untuk  menganalisis  seberapa  baik  kelompok
                  belajar  mereka  berfungsi  dan  seberapa  baik  keterampilan  sosial
                  sedang  digunakan.  Pengelolaan  kelompok  melibatkan  kedua  rodi
                  dan kerja sama tim, dengan mata untuk meningkatkan pada proyek
                  berikutnya.

                     D. Tantangan Implementasi Cooperative Learning:
                        a. Pengendara Bebas
                        Dalam      hal    tantangan      belajar     kooperatif,    Slavin
                  (2005)menyarankan bahwa baik teori motivasional maupun kognitif
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78