Page 76 - Cooperative Learning
P. 76

66                                                                BAB 3


                     Dalam  kajian  semacam  ini,  Slavin  (2005)  menegaskan  bahwa
               sebagian besar faktor selain yang dikaji dapat dipertahankan untuk
               tetap  konstan.  Beberapa  di  antaranya  (1)  tujuan  kelompok  dan
               taanggung  jawab  individu.  Pembelajaran  kooperatif  berpengaruh
               besar  terhadap  pembelajaran  siswa  apabila  kelompok  direkognisi
               atau  dihargai  berdasarkan  pembelajaran  individual  dari  tiap
               anggotanya. Contohnya kuis individu dari anggota kelompok, atau
               anggota  dipilih  acak  mewakili  kelompoknya.  Kelompok  dihargai
               berdasar kinerja anggota yang dipilih tersebut. Metode yang tidak
               menggunakan  tujuan  kelompok  hanya  akan  memberikan  siswa
               peringkat individual atau umpan balik individual lainnya, dan tidak
               ada konsekuensi kelompok untuk melakukan yang terbaik sebagai
               sebuah kelompok. (Diringkas dari Slavin, 2005, hal 40)


                     d. Masalah Tidakberfungsinya Tim
                     Menurut  Felder  dan  Brent  (2001)  sehubungan  dengan  tidak
               berfungsinya  tim,  disebutkan  bahwa  setelah  dua  minggu  pertama

               memulai belajar kooperatif, guru mulai mendengar keluhan tentang
               anggota tim yang tidak bekerjasama atau mendominasi diskusi atau
               secara  umum  menjadi  menjengkelkan.  Bagaimana  bisa  guru
               mengajar  siswanya  terkait  masalah  interpersonal  ini?  Beberapa
               praktisi  belajar  kooperatif  menghabiskan  waktu  dengan  berlatih
               membangun  tim  pada  awal  pelajaran,  yang  memang  guru  lebih
               memilih  pendekatan  belajar  berbasis  masalah:  memulai  kelas
               dengan wajar, membiarkan masalah-masalah interpersonal muncul
               ke permukaan, kemudian melengkapi siswa dengan strategi untuk
               megatasinya.  Seringkali,  konflik  kelompok  terjadi  atas  perbedaan
               harapan anggotanya satu dengan lainnya.
                     Untuk  mengatasi  masalah  ini  Felder  dan  Brent  (2001)
               menyarankan        untuk      membiarkan        anggota       kelompok
               mempersiapkan  dan  membuat  aturan-aturan  yang  disepakati
               bersama  untuk  dilaksanakan  (misalnya,  datang  ke  pertemuan
               dengan  persiapan,  biarkan  anggota  lain  mengetahui  bila  anggota
               kelompok terlambat datang, atau akan terlambat datang, membuat
               kerangka penyelesaian masalah secara individu lebih dulu sebelum
               pertemuan kelompok, dsb).
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81