Page 158 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 158
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 151
99 19,8 18,8 17,2
95 18,7 19,2 15,7
90 17,9 17,4 15,0
80 16,7 16,2 14,2
70 16,2 15,2 13,6
60 15,8 14,5 12,3
Perempuan 50 14,8 13,5 11,1
40 14,5 12,8 10,1
30 13,7 12,2 9,2
20 12,6 11,0 8,3
10 10,1 9,7 7,5
05 8,1 8,5 3,7
01 2,6 2,0 1,5
Apabila testi tidak sanggup melompat bangku selama satu menit pennuh, testi
boleh melangkah seperti pada step test atau Harvard step test. Hitungan dinyatakan
berlaku apabila kedua kaki telah kembali menyentuh lantai.
b) Chair-dips
Bentuk latihan badan bagian atas ini hanya berlaku untuk laki-laki saja.
Mengunakan tiga buah kursi yang kuat, kemudian tempatkan kursi sedemikian rupa
sehingga testi dapat menempatkan masing-masing tangannya pada kedua kursi (karena
testi berada di antara kedua kursi), jari-jari tangan menghadap depan, sedangkan kedua
kakinya ditempatkan pada kursi yang ketiga, yang berada di hadapan testi. Dengan
posisi demikian, pinggul ditekuk mendekati 90˚. Turunkan badan testi dengan
menekuk kedua siku sampai mencapai 90˚, kemudian kembali ke posisi semula,
demikian seterunya. Hitungan dinyatakan tidak berlau apabila waktu menurunkan
badan, siku tidak ditekuk sampai 90˚. Irama naik turun diatur sesuai dengan irama
metronome dengan kecepatan 56 kali per menit. Sebisa mungkkin lakukanlah secara
terus-menerus sesuai dengan irama metronome.
c) Push-up
Bagi perempuan sebagai pengganti chair-dip adalah push-up. Posisi seperti
biasanya push-up, yaitu tengkurap (muka menghadap lantai), kedua lutut ditekuk
sehingga kedua telapak kaki menghadap ke atas, kedua tangan di samping badan
selebar bahu dengan jari-jari tangan menghadap ke depan. Badan bagian bawah