Page 105 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 105

96                   HIKAYAT PATANI

                        tiada mau membicarakan negeri, karena Tuankulah yang patut membi­
                        carakan negeri karena paduka adinda itu lagi kecil.” Maka kata Raja
                        Bambang: “Orangkaya pun tahulah akan beta ini orang yang tiada
                        berpenguasaan,5 jikalau segala bicara beta masakan dapat beta ker­
                        jakan.” Maka sembah Seri 6 cAmrat:6 “Tatkala Tuanku hendak mem­
                        bicarakan negeri ini diatas patiklah membawa Tuanku naik ke istana
                        ini.” Maka kata Raja Bambang: “Jikalau sungguh seperti kata orang­
                        kaya ini yang kasih orangkaya itu tahulah juga beta membalas dia.”
                         Hatta antara dua bulan Seri 7 cAmrat muafakat bicara dengan Raja
                        Bambang itu. Maka adalah dua tiga orang pula pegawai yang jadi
                        muafakat dengan Seri cAmrat akan7 menyerta Raja Bambang itu.
                   37 Hatta pada suatu hari ketika fajar maka / pintu Kota Wang itu pun
                        dibuka oranglah, maka Raja Bambang pun 1 naik gajah betina 2 ber­
                        timbal rengga dengan bundanya, lalu berjalan masuk kedalam Kota
                        Wang diiringkan oleh Seri3 cAmrat3 dengan segala pegawai yang
                        muafakat itu. Setelah sampai ke balairung maka Raja Bambang pun
                        riyak 4 gajah di serambi rung itu, lalu turun dari gajah berjalan masuk
                        ke istana; bundanya ditinggalkan diatas gajah. Arakian tatkala itu Sultan
                        Patik Siam duduk bersama dengan Pera’cau. Setelah dilihat Pera’cau
                        salah kelakuannya Raja Bambang itu maka Pera’cau pun segera
                        menyambut Sultan Patik Siam itu diribanya dan dipeluknya. Maka kata
                        Raja Bambang: “Letakkan saudaraku itu, jangan engkau riba.” Maka
                        kata Pera’cau: “Bunuhlah aku dahulu. Apabila aku sudah mati mana
                        perintahmulah akan saudaramu ini.” Syahdan maka Sultan Patik Siam
                        pun ditikam oleh Raja Bambang didalam ribaan Pera’cau itulah.
                         Setelah sudah Sultan5 Patik Siam dua bersaudara itu mangkat,5
                        maka Raja Bambang pun keluar mendapatkan bundanya di balairung
                        itu, lalu naik gajah berjalan keluar hendak pulang ke rumahnya. Setelah
                       sampai antara langgar di hadapan Pintu Gajah itu maka Raja Bambang
                        pun diradak 6 oleh Seri cAmrat 6 dengan tombaknya kena lambungnya
                        terus ke sebelah. Maka Raja Bambang pun jatuh dari atas gajahnya

                       6 A b-r-p-ng-w-s-a’-n, B p-ng-w-a-s (context slightly different).
                        B malcun itu.
                     7—7 B lamanya maka fitnah dajal itu pun muafakat bicaralah dengan Raja Bambang ialah
                        yang hendak.
                   37   1 B yang dungu akal itu pun (“who was dull-witted”).
                       2 A b-q-y-n, B betina yang bernama s-p-h p-t-r-y (“which was called Sepah Puteri”).
                     3—3 B lacnat Allah.            4 A r-y-q, B dari.
                     5—5 B dengan takdir Allah tacala dikehendakinya maka Peracau itu pun mati juga sebab
                        terkena keduanya (“by the will of God the Peracau also died, because they were
                        both hit”).
                        B diradat naik oldh Seri Aman.
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110