Page 110 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 110
MALAY TEXT 101
tunduk suatu pun tiada apa titahnya. Syahdan selang dua hari maka
dipersembahkan orang pula mengatakan bendahara sudah sampai ke
Takih.4 Pada masa itu seorang pun [tiada] segala menteri hulubalang
<tiada> 5 masuk bersembahkan barang pekerjaan bendahara itu keba
wah duli Pera’cau. Setelah Pera’cau menengar sembah orang itu maka
Pera’cau pun bertitah kepada bentara suruh memanggil Kelang. Maka
bentara pun menyuruh hamba raja menjunjungkan titah Pera’cau itu
kepada Kelang. Setelah sampai hamba raja itu maka segala titah itu
pun dijunjungkan kepada Kelang. Maka kata Kelang: “Sembahkanlah
kebawah duli Pera’cau, katakan patik itu empunya sembah kebawah
duli harapkan ampun beribu-ribu ampun karena patik itu lagi demam
tiada boleh mengadap.” Arakian maka hamba raja itu pun kembali
menyampaikan sembah Kelang itu kepada bentara. Maka bentara pun
segera berdatang sembah kebawah duli Pera’cau seperti sembah Kelang
44 / itu. Setelah Pera’cau menengar sembah bentara itu, maka titah
Pera’cau: “Jangankan segala menteri pegawai yang lain pula akan mari,
datangkan Kelang anak emas Paduka Marhum lagi beta panggil tiada
mau datang.” Arakian maka hamba raja itu pun bepersembahkan pula
mengatakan bendahara sudah sampai ke 1 Kedi. Dan pada masa itu
seorang pun segala menteri hulubalang tiada di balairung dan yang ada
di pengadapan itu hanyalah bentara kedua dan mahat biduanda dan
segala hamba raja tapakan juga. Arakian maka disembahkan orang
bendahara menyeberang jambatan.1 Maka bendahara pun berhenti
seketika menengar bunyi nobat palu-paluan pada waktu Jumcat itu.
Setelah sudah maka bendahara pun berjalan masuklah. Hatta maka
Pera’cau pun segera memakai baju hijau dan berselendang mala-mala 2
beremas warna kekuningan lalu berangkat keluar ke balairung. Bentara
kedua memikul pedang berjalan dahulu dan dari belakang segala dayang3
itu 3 dan mahat biduanda hamba raja tapakan sekalian mengiringkan.
Maka Pera’cau pun sampailah ke tangga rung itu, maka Pera’cau pun
berdiri di bendul tangga itu dan bentara kedua pun turun berdiri kepada
anak tangga yang dibawah sekali memikul pedang kiri kanan tangga
itu. Maka mahat biduanda dan hamba raja sekalian itu pun turun duduk
ke halaman balairung itu. Maka pada tatkala itu bendahara pun sudah
4 A Tabih.
5 B seems to have tiada in the cottect place.
44 1—1B menyerang (r. menyebetang!) Jambatan Kedi. A has a mistake neat the end of
this passage, where it says: menyeberang bendahara jambatan. We have printed the
correct word order.
2B malai-malai.
3—3B dayang-dayang bifnjti isi istana sekalian.