Page 106 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 106
MALAY TEXT 97
lalu 7 mati, dan bunda Raja Bambang pun mati diatas gajahnya ditikam
oleh orang yang dibawah gajah itu.7 Arakian maka orang didalam negeri
38 itu pun gemparlah mengatakan Raja Bambang merebut kerajaan / Sul
tan Patik Siam dan Raja Bambang pun sudah mati dibunuh oleh Seri1
cAmrat.1
11.
Syahdan maka segala menteri pegawai pun semuanya berhimpun
masuk kedalam Kota Wang. Arakian maka Sultan Bahdur pun dita
balkan oranglah dan raja-raja keempat itu dikuburkan orang pada
langgar yang di sebelah matahari naik di tepi kampung Datuk Wang
Kabudal 2 itulah. Adapun Sultan Bahdur pada masa itu ada sepuluh
tahun cumurnya.
Hatta antara itu ada pula seorang 3 pegawai 3 Seri Amar Pahlawan
namanya. Pada suatu hari maka Seri Amar Pahlawan pun pergi me
ngadap Raja Bima. Maka sembah Seri Amar Pahlawan: “Paduka adinda
ini nama juga raja; barang perintah negeri suatu pun tiada dapat paduka
adinda bicarakan karena paduka adinda belum [lam] lagi sampai budi
bicara dan jikalau Tuanku menjadi raja dapatlah Tuanku memerintah
kan negeri ini.” Maka kata Raja Bima: “Jangan orangkaya berkata
demikian, tiada baik didengar orang.” Maka kata Seri Amar Pahlawan:
“Sembah 4 patik ini perinya juga dan jikalau ada musuh perang negeri
ini melainkan setahu-tahu menteri hulubalang sahajalah membicarakan
dia dan tiadalah ada bicara dari pada paduka adinda dan jikalau seperti
Tuanku membicarakan segala menteri hulubalang; dan lagi pun penda
pat 4 patik sepatutnyalah Tuanku menggantikan kerajaan paduka adinda
itu sementara paduka adinda itu tahu memerintah negeri.” Maka kata
7-7hai Tuhanku jauh (r. jauhi?) olehmu dan berlindunglah kita dari pada demikian
itu Allah (“Oh, my Lord, keep us far from and protect us against such things”).
38 B celaka si neraka itu.
2 A k-b-w-d-1; B lacks Wang, and has k-buw-w-ng.
a—3 b lagi fitnah dajal namanya penggawa. In this section again the abusive terms
mentioned above (36.2) are used instead of, or added to, the name of Seri Amar
Pahlawan.
4- 4 Daulat Tuanku, patik ini y-p-r-ng-y (? beperi?) sahaja. Jikalau ada musuh atau
suatu hal pekerjaan negerinya melainkan mana-mana setahu-tahu segala menteri
hulubalang sahajalah yang empunya bicara akan dia, karena paduka adinda lagi
kecil; jikalau umpamanya Tuanku bicarakan pada pikiran patik (“My Lord, I...
only. If there should be an enemy, or if certain circumstances should arise, then it
would be the ministers and officers who would have to cope with them, according
to whatever their abilities might be, because your brother is still small. If, however,
my Lord would decide on the policy... it would in my opinion”).