Page 125 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 125

116                  HIKAYAT PATANI

                        yang ikat-ikatan ‘Datuk Bendahara Paduka Raja Malaka sedang masa
                        <perang dengan Peringgi’, dan ada yang ikatan ‘Datuk Paduka Seri
                        Maharaja Johor sedang masa> hendak menyerang Jambi’. Lain dari
                        pada itu banyaklah masing-masing dengan pengetahuannya bidwan itu
                        dan suaranya pun baik-baik belaka, tetapi yang terlebih baik 3 suaranya
                        hanyalah Dang Sirat itu seorang.3
                          Hatta antara dua bulan peninggalan Yang Dipertuan pulang ke Johor
                        itu maka Yang Dipertuan Muda pun memerogol Pera’cau. Syahdan
                        sebab berani Yang Dipertuan Muda kerjakan kerja itu dari karena
                        diketahuinya kakanda baginda itu tiada dapat4 dengan perempuan.5
                        Arakian selama Yang Dipertuan beristeri akan Pera’cau itu sehari-hari
                        bermain-main casyik itulah. Dan antara sebulan 6 lamanya maka Yang
                        Dipertuan pun mengambil Dang Sirat itu dipakai oleh Yang Dipertuan.
                        Adapun sebab dijadikan bidwan pun Dang Sirat itu oleh suaranya ter­
                        lebih dari pada segala yang lain, rupanya tiada baik, terlalu jahat lagi
                        hitam pertubuhannya dan mukanya lebar penuh dengan parut puru 7
                        dan tubuhnya terlalu besar.8 Dan adalah Dang Sirat itu berguru9
                        hubatan kepada Dang Jela dan Dang Jela itu hamba kepada bunda
                        Yang Dipertuan, pengasuh pada Yang Dipertuan Muda dan yaitu juru
                        bawa mandi10 Yang Dipertuan Muda juga. Hatta sehari kepada sehari
                        makin kasih 11 Yang Dipertuan akan Dang Sirat itu, lalu diperbuatkan
                        rumah diluar pintu litung perempuan sebelah matahari jatuh itu.11
                        Maka 12 Dang Sirat pun banyak orang yang memberi hubatan akan
                        dia pula dari pada banyak emasnya itu.12 Maka Yang Dipertuan pun
                    61 terlalu sangat kasih akan Dang Sirat itu, tiadalah / pergi beradu 1
                      3—3 B sekali dari pada bidwan yang duabelas itu yaitu Dang Sirat yang baik sekali
                        suaranya terlebih lagi dari pada buluh perindu, bunyinya suaranya berdengung-
                        dengung seperti kumbang menyering bunga, demikianlah diceterakan oleh orang
                        yang empunya ceteranya (“... whose voice was even more beautiful than an Aeolian
                        harp, softly humming like a bee buzzing around a flower”).
                       •*B adds: hampir.            BB perempuannya (“his woman”).
                       °B beberapa.
                       7B adds: berkerutu-kerutu sangat odoh (“pimply and very ugly”).
                       8B tambun dan punggungnya tinggi (“plump, with protruding buttocks”).
                       8B adds cilmu saikh (r. sihir, “sorcery”).
                       10 AB k-n-d-y.
                    11— 11 B kasihnya tiadalah dapat dihinggakan dia. Maka Y. D. pun membuat sebuah rumah
                        di pintu sebelah matahari naik (?) jatuh (“his love was boundless, and the prince
                        had a house made for her in the west”).
                    12- 12 lacking in B.
                    611—1B laki isteri ke istana besar dengan Peracau, dengan gila mabuknya kepada Dang
                        Sirat jadilah hilang cakal luput kira bicaranya (“to live as man and wife with the
                        queen in the main palace. He was so infatuated with Dang Sirat that he had gone
                        completely out of his mind”).
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130