Page 130 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 130

MALAY TEXT                   121

           dibunuh Yang Dipertuan sendiri. Setelah sudah dibunuh Dang Sirat
           lalu 5 disuruh orang Kampung Tabih tanamkan Dang Sirat itu di hujung
           Bukit Tabih itulah. Maka Yang Dipertuan pun naik gajah menuju jalan
           ke Sai. Maka Pera’cau pun menyuruhkan orang mengantarkan 6 Yang
           Dipertuan itu ke Sai dan disuruh Bendahara Sai beri perahu akan Yang
           Dipertuan itu.6 Hatta maka Yang Dipertuan pun sampailah ke Sai,
           maka Bendahara Sai pun persembahkan perahu dua buah dengan beras
           bekalan. Maka Yang Dipertuan pun turunlah ke perahu lalu berlayar
       66 kembali ke Johor dan bundanya tinggal / di Patani karena Yang Diper­
           tuan tiada dapat masuk kedalam negeri itu.

                                     20.

             Hatta antara berapa bulan maka Pera’cau pun berbicara hendak
           menyuruh mengantarkan bunda Yang Dipertuan itu, maka seorang pun
           tiada bercakap. Arakian maka Pera’cau pun menitahkan memanggil
           Raja Lela di Kandang Kerbau. Adapun Raja Lela itu peranakan
           Minangkabau dan segala anak cucunya pun banyak orang yang baik-
           baik. Setelah Raja Lela datang maka titah Pera’cau: “Kita panggil Raja
           Lela ini kita hendak suruh pergi mengantarkan bunda anak raja itu ke
           Johor.” Maka sembah Raja Lela: “Patik ini hamba yang hina kebawah
           Duli Yang Mahamulia, mana titah patik junjung.”
             Arakian maka Pera’cau pun memberi titah kepada laksamana suruh
           beri perahu akan Raja Lela lima buah dengan orangnya sekali, dan
           perahu mana yang berkenan kepada Raja Lela. Hatta maka Raja Lela
           pun bermohon mudik bersimpan. Maka <Raja> Lela pun memilih
           segala anak cucunya empat puluh orang yang baik-baik. Setelah lengkap
           maka Raja Lela pun hilir mengadap Pera’cau.
             Setelah datanglah kepada hari yang baik dan sacat yang sempurna,
           maka Raja Lela pun bermohonlah kepada Pera’cau. Maka Raja Lela
           pun dikaruniai persalin. Setelah sudah Raja Lela memakai persalin lalu
           naik ke balairung menju<nju>ng duli Pera’cau. Maka titah Pera’cau:
           “Kita serahkanlah Raja Lela kepada Allah tacala.” Maka segala yang
           mengadap semuanya itu pun mengatakan: “Daulat Tuanku.” Maka
           sembah Raja Lela: “Dahulu Allah kemudian nabinya,1 dengan daulat
           Duli Yang Mahamulia dapat patik kembali mengadap kebawah Duli
        6—6 memberi tahu bendahara menyuruh bendahara tolong memberi perahu kepada Y. D.
           suruh hantar ke Johor dan suruh memberi beras bekal segala (“to tell the P. M. to
           help the prince by putting at his disposal a ship and rice supplies for his trip to
           Johore”).
       66   1B rasul.
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135