Page 97 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 97

88                   HIKAYAT PATANI

                         Antara berapa lamanya 2 maka Bendahara Raja Jalai pun matilah,
                       maka Raja cA’isyah pun disambut adinda baginda pulang ke Patani.
                       Adapun Raja cA’isyah itu tiada beranak, hingga memeliharakan Sultan
                       Patik Siam itu juga sahaja. Syahdan dari karena itulah segala yang 3
                       jadi bendahara di Patani itu hendak makan Sai itu. Bahwa sesungguhnya
                       Sai itu bukan ia dari pada semegat4 bendahara dengan sebab mengikut 5
                       Bendahara Raja Jalai itu 6 juga.6

                                                  7.
                         Sebermula khabar baginda mangkat di Siam itu pun masyhurlah 7
                       mengatakan racyat Patani itu habis mati di Siam dengan segala menteri
                   27 hulubalangnya dan racyat / sekalian <dan orang> laki-laki hendak
                       menyembelih ayam1 pun tiada dalam negeri Patani itu. Hatta maka
                       khabar itu pun sampailah ke Palembang. Maka sultan Palembang pun
                       menyuruhkan penggawanya yang bernama Kiai Badar 2 itu menjarah ke
                       Patani membawa racyat ada selaksa banyaknya. Setelah 3 Kiai Badar
                       sampai ke bandar Patani, maka Kiai Badar pun peranglah dengan orang
                       Patani, ada lima hari lima malam Kiai Badar perang 4 itu, tiada juga
                       dapat naik ke darat. Berapa-berapa dikuatnya hendak naik ke pantai
                       bandar itu, tiada dapat juga. Maka Kiai Badar pun kembalilah.3 Setelah
                       Kiai Badar sampai ke Palembang lalu naik mengadap sultan ratu. Maka
                       segala kelakuan ia berperang itu pun semuanya dipersembahkannya pada
                       sultan ratu.
                         Maka tatkala itu ada seorang penggawa sultan Palembang itu Kiai
                       Kelasang 5 namanya ada mengadap di paseban. Maka Kiai Kelasang
                       pun memekis serta katanya: “Cih, jika manira gerangan dititahkan oleh
                       Duli Sultan, sehari manira sampai itulah manira naik makan 6 di pase­
                       ban 7 ratu Patani itu.” Setelah didengar Kiai Badar kata Kiai Kelasang
                       itu demikian maka Kiai Badar pun terlalu amarah: “Jangan pakanira
                       berkata demikian itu, karena ratu Patani itu pun raja besar 8 juga.


                      3 A s-k-l-y-ng.              4 AB s-m-k-t.
                      6 B adds kelakuan.
                     ®—6 B itulah ingat-ingat. After ingat-ingat follows (though in a different order) what
                       occurs in A on pp. 88—89, see Notes below.
                      7B kedengaranlah kepada negeri Palembang.
                   27   1B ayam itik.
                      2 A b-d-r (passim), B b-n-d-a-r (several times, but later on b-d-r).
                     3—’B is fuller.
                      4 A w-ng.                    5 AB k-l-a-s-ng (passim).
                      °B mangan hidang-hidangan.   7 B balairung.
                      8 B yang agung.
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102