Page 99 - Hikayat-Patani-The-Story-Of-Patani 1
P. 99
90 HIKAYAT PATANI
Adapun dikatakan orang tua-tua, tatkala dibedilkan Seri Negeri itu
pelurunya jatuh ke Kuala Bang Pelemu,9 akan Nang10 Liu-liu itu
pelurunya jatuh ke seberang Kuala Bekah,11 akan Tuk Buk 12 itu pelu
runya jatuh ke Kampung Mendaharan,13 semburannya itulah yang
sangat membinasakan racyat Kelasang itu 14 lari turun ke perahu itu;
terlalu banyak orang Patani beroleh rampasan di pantai bandar itu.14
Adapun antara Kiai Badar dengan Kelasang itu empat puluh hari juga
selangnya, ada yang berkata dua bulan.
29 Syahdan setelah selesailah dari pada musuh Kelasang itu, / ada
sebulan selangnya maka kota negeri yang sebelah ke darat itu pun dima
sukkan 1 baginda ikut parit yang ditengah negeri itu, karena segala
racyat yang ada lagi itu dua bahagi, yang sebahagi yang ada segala
racyat tinggal dari Siam; itulah sebabnya maka negeri Patani itu sempit
sebelah matahari naik, sebab mengikut bangun parit yang ditengah
negeri itu.1
8.
Sebermula adapun Sultan Manzur Syah itu ada berputera tujuh
orang, lima orang perempuan, dua orang laki-laki; dan yang tua itu
bernama Raja Ijau dan yang kedua bernama Raja Biru dan yang ketiga
bernama Raja Ungu dan keempat bernama Raja Kuning dan kelima
anak gundik baginda seorang laki-laki bernama Raja Bima dan keenam
anak dengan isteri bernama Raja Emas Kerecang 2 dan 3 ketujuh laki-
laki bernama Sultan Bahdur Syah. Adapun Raja Emas Kerecang itu 3
mati cumurnya ada lima tahun [baharu], terlalu kasih paduka ayahanda
akan anakanda baginda; itulah yang diperbuatkan nisan emas dan diku
burkan pun hampir dengan istana, empat puluh hari tiada diberi orang
Berawas immediately took their guns up the hill called Bukit Gigir. And when they
were directly facing the Palembang Javanese they shot at them with all kinds of
guns. So the Javanese fled again and took to the open sea. That is why the hill is
called Bukit Gigir, The Hill of Tumult, according to the story as told by the man
who possesses it").
0 A b-ng p-l-m-w, B lacks these words.
10 A t-ng, B tan. 11 A b-k-h.
12 A b-w’, B yaq.
13 A m-n-d-a-r-h-n (or: m-n-d-r-a-h-n), B m-n-d-h-r-a.
14~14 liking in B here (see above, 8—8).
29 1—1 B dihambat masuk pula sedikit oleh baginda sultan karena hendak menurut parit
yang sama tengah negeri itu (“was moved slightly inwards by the sultan, as it had
to follow the canal which ran right through the middle of the town”).
2 A k-r-c-ng, B k-r-n-c-ng.
3—3 maka yaitu.