Page 110 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 110

Satataning tamtama
                     Tan mantra ing smu
                     Nis naya ingenteka
                     (Serat Nitisruti, pada 12)

                     Brataning hyang Endra purweng kawi
                     Sira ngudanaken kramaning rat
                     Amarteng rat jagane
                     Sotya dana sumawur
                     Tan ana tan winarteng bumi
                     Gumanti Yama Brata
                     Dhumendheng karma dur
                     Jana gelahing bawana
                     Menggah ing braya si tan apilih
                     Maling maluya pejah
                     (Serat Nitisruti, pada 12)
                     Dari  berbagai  bacaan,  tampaknya  R.  Ng.  Ranggawarsita  itu  memang  pujangga
               yang kaya ilham. Ada tiga hal yang menggoda pikiran saya, ketika membaca karya R.
               Ng. Rangawarsita. Pertama, saya menduga, dia memang memiliki keinginan jadi raja
               yang adil. Kedua, dia tampak ada kecenderungan berpolitik praktis, lewat jalur religi,
               budaya,  dan  sosial,  Ketiga,  dia  ingin  melakukan  “kudeta  politik”,  ketika  harapannya
               pupus. Tiga hal itu, didorong oleh keadaan di sekelilingnya yang semakin: bosok, bejat,
               dan bobrok. Dalam bahasa politik saya, kalau keadaan itu tidak “diamputasi”, memang
               membahayakan.
                     Dengan  demikian,  berpegang  teguh  pada  politik  Semar  berarti  harus  pandai
               menempatkan diri (empan papan). Semar senantiasa tahu diri. Dia memiliki sifat toleran
               sehingga  tidak  pernah  kawatir  apa  pun  menghadapi  bahaya  yang  mungkin
               menimpanya.  Namun,  ketika  dia  harus  marah,  tidak  ada  seorang  pun  yang  mampu
               menolaknya. Dia selalu menyelesaikan persoalan bangsa secara bijak.
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115