Page 15 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 15

ajaran-ajaran sufi yang mengedepankan aspek wara’ (menjauhi kemewahan dunia) dan
               hidup  sederhana  sebagaimana  para  sufi  yang  meninggalkan  kehidupan  dunia  untuk
               menuju kebahagiaan sejati (Sudardi, 2003).  Hal ini tergambar pada  idiom-idiom yang
               digunakan untuk pimpinan, khususnya raja.
                      Pengaruh Hindu                             Pengaruh Islam
                 (1)    Gung  Binatara  (besar  seperti  (1)   Ratu adil (raja yang adil)
               dewa)                                         (2)   Kalifatullah (wakil Allah),
                 (2)    ambeg  paramarta  (bagaikan  (3)   Sayidin (yang dituakan/ dihormati)
               dewa) konsep titisan Dewa                     (4)    mengerti  halal  haram  (paham  akan
                 (3)   panatagama (penata agama),          agama).
                 (4)     herucakra     (menyempurnakan  (5)   Sederhana (kehidupan nabi)
               pekerjaan) – sifat Wisnu                      (6)    loyal,  tidak  berwatak  pedagang  (cari
                 (5)    senapati  ing  alaga  (hulubalang  di untung) iklas
               medan laga) (sifat Indra)                     (7)   rendah hati (tawadhu’)
                 (6)    astha  brata  (ajaran  Seri  Rama)
               sifat Wisnu
                 (7)   dasa darma raja (ajaran bagi para
               raja)
                     Ciri kepemimpinan di atas merupakan wujud mitologi kepemimpinan Jawa. Orang
               Jawa  masih  memanfaatkan  ilmu  mitos,  berupa  kepercayaan  pada  hal-hal  gaib.
               Pemimpin  selalu  dikaitkan  dengan  hal  ihwal  di  luar dirinya.  Kemampuan  orang  Jawa
               mempelajari kekuatan di luar dirinya, sering dijadikan wahana kepemimpinan. Banyak
               pemimpin  yang  memiliki  benda-benda  bertuah,  seperti  keris,  akik,  baju  khusus,  dan
               lain-lain sebagai penjaga keselamatan dirinya.
                     Keragaman  pengaruh  pada  kepemimpinan  Jawa  telah  mitos  tersendiri.  Setiap
               pemimpin mencoba mengaitkan kehidupan pribadi dan kelompoknya dengan mitologi.
               Mitologi  kepemimpinan  diperkuat  dengan  hadirnya  ritual-ritual,  buku-buku  mistis,  dan
               sejumlah paham lisan. Kelisanan sudah banyak mewarnai dunia kepemimpinan Jawa
               masa  lalu  hingga  kini.  Mitologi  kepemimpinan  Jawa  juga  dibentuk  oleh  system
               pemikiran Jawa. Orang Jawa yang banyak berkenalan dengan aneka paham spiritual,
               sudah membentuk pola kepemimpinan mitologis.

               C. Karakteristik Kekuasaan dalam Paham Jawa
                     Kekuasaan  dalam  paham  Jawa  memiliki  karakteristik  khas.  Kekuasaan  Jawa
               selalu  berkaitan  dengan  kewibawaan.  Orang  Jawa  dianggap  kharismatik  apabila
               memiliki pengaruh dalam hal kepemimpinan. Barker (2005:234) menjelaskan bahwa
               kekuasaan itu terjadi dalam sebuah relasi. Ketika relasi terjadi maka ideologi setiap
               pimpinan pun akan muncul. Pada tataran itu ideologi dan identitas akan membentuk
               karakteristik tersendiri.
                     Karakteristik  kekuasaan  di  jagad  pimpinan  Jawa  selalu  mengaitkan  dengan
               kekuatan  gaib.  Orang  Jawa  senantiasa  memegang  teguh  kekuatan  lain  di  luar
               dirinya,  yang  dapat  membantu  kelancaran  kekuasaan.  Anderson  (Ali,  1986:24-25)
               dan  (Setiawan,  1998:8-11)  menjelaskan  tentang  karakteristik  kekuasaan  yang
               melekat pada paham kekuasaan Jawa, yaitu:
               a.  Kekuasaan adalah memusat (sentralistis), tidak memancar, tidak berkurang atau
                    bertambah, terkonsentrasi  serta  berkecenderungan menghisap  kekuasaan  lain.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20