Page 159 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 159

BAB XV
               KEPEMIMPINAN JAWA MASA DEPAN

               A. Pimpinan Sebagai Suri Tauladan
                     Tidak mudah mencari sosok pimpinan Jawa yang dapat dijadikan contoh di masa
               depan.  Pemerintahan  kita  sudah  semakin  bebas  dan  carut  marut  dengan  aneka
               kepentingan. Di tengah pemerintahan “baru” yang sedang menuju wajah Indonesia baru
               ini    jelas  dibutuhkan  tingkat  kepemimpinan  utama.  Pemimpin,  memang  banyak,  tapi
               yang benar-benar pemimpin utama (sejati) mungkin masih terbatas jumlahnya. Menurut
               hemat  saya,  pemimpin  utama  antara  lain  harus  berjiwa  asih  asah  asuh.  Maksudnya,
               kata  asih  berarti  cinta  terhadap  orang  lain  (bawahan,  rakyat),  kata  asah  berarti
               menggosok  agar  yang  dipimpin  semakin  tajam  pemikirannya,  dan  kata  asuh  berarti
               ngemong (mengayomi).
                     Pimpinan  Jawa  masa  depan  adalah  sosok  yang  dapat  menjadi  suri  tauladan.
               Terkikisnya  kepercayaan  rakyat  pada  pimpinan dewasa  ini,  karena  hilangnya  contoh.
               Rakyat yang sudah semakin kritis ini, membutuhkan contoh pimpinan yang peduli pada
               nasibnya. Pimpinan yang mampu menghayati proses ”jika aku menjadi” adalah contoh
               istimewa. Pimpinan demikian, di mamsa depan akan mendapat apresiasi luar biasa dari
               rakyat. Hal ini penting karena setiap pimpinan pasti berhadapan dengan orang senang
               dan  tidak  senang.  Manakala  pimpinan  mampu  menyelami  apa  yang  digemari  rakyat,
               tentu  akan  disukai.  Pimpinan  yang mampu menunjukkan  contoh kebaikan,  juga  akan
               dicontoh bawahannya.
                     Pimpinan Jawa demikian, kemungkinan menjadi jawaban masa depan. Pimpinan
               yang mampu menjadi dirinya sendiri, untuk kepentingnan orang lain, merupakan sosok
               penting  masa  depan.  Pimpinan  yang  merakyat,  sehingga  tidak  ada  resistensi  sedikit
               pun adalah harapan semua orang. Menurut da’i kondang sejuta umat, KH Zainuddin MZ
               pemimpin  yang  berjiwa  asah  asih  asuh  (A3)  diibaratkan  seperti  sikap  tangan  kanan
               dengan tangan kiri. Keduanya saling bantu membantu, yakni meskipun tangan kanan
               yang  tanda  tangan,  pegang  uang,  jika  dibelikan  arloji,  diberikan  ke  tangan  kiri.  Kata
               asah asih asuh diturunkan dari bahasa Inggris nurture, berarti pemeliharaan yang amat
               luas, meliputi pemberian perhatian, dukungan, bantuan, kasih sayang, pelayanan, dan
               bimbingan  atau  pendidikan,  untuk  memenuhi  kebutuhan  seseorang  sehingga  orang
               tersebut mampu berkembang secara sehat.
                     Kata asih tercakup segala aspek yang berkaitan dengan kasih sayang; pelayanan
               kasih,  saling  memberi  dan  menerima,  penuh  perhatian  atau  afeksi,  mengedepankan
               persahabatan, dan sebagainya. Kata asah tercakup aspek yang berhubungan dengan
               pengembangan  pribadi;  bimbingan,  pendidikan,  dan  bantuan  lain  untuk  tujuan  karier.
               Kata asuh berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dan dukungan sehingga orang
               lain tetap tegak berdiri serta menjalani hidupnya secara sehat.
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164