Page 151 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 151

151











                 nasabah bank yang mengalami likuidasi               Karyawan bank yang dilikuidasi berunjuk
                 melakukan unjuk rasa menuntut dananya               rasa menuntut pesangon kepada
                 kembali di Jakarta tanggal 16 maret 1999            pemerintah setelah di PHK, tanggal 10
                 (sumber: antara).                                   mei 1999 (sumber: antara).





                    Dengan demikian, kepada  bi diputuskan lima hal.  dan memelihara  kestabilan nilai rupiah yang  dilakukan
                 Pertama, Gubernur bi tidak lagi menjadi anggota kabinet dan  melalui  pengendalian  jumlah  uang  yang beredar  dan suku
                 tidak bertanggung jawab kepada Presiden. Kedua, Gubernur  bunga. untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul dari
                 bi harus mandiri dan profesional. Ketiga, akan disiapkan  pelaksanaan tugas dan wewenang bi, dibuat cadangan yang
                 uu untuk bi, dengan amandemen uuD atau taP mPr jika  diambil dari sebagian surplus bi.
                 diperlukan. Keempat, bi diharap segera mengambil tindakan   Habibie menganalisis bahwa krisis perbankan 1997–1999
                 untuk meningkatkan kualitas mata uang rupiah dengan  di  indonesia  dapat  digeneralisasi menjadi  tiga  fase.  Fase
                 menjadikan  bi lebih transparan. Kelima, jika pemerintah  pertama antara Juli 1997 hingga akhir Januari 1998. Pada fase
                 membutuhkan dana untuk proyek apa pun, pinjaman  ini, pemerintah  mengeluarkan  kebijakan  untuk meredakan
                 tersebut harus dicari di pasar modal. Pemerintah hanya dapat  krisis, dengan menjamin bank umum dan mendirikan badan
                 berkonsultasi dengan  bi.  setelah memutuskan pemisahan  Penyehatan Perbankan nasional (bPPn).
                 bi dan kabinet, Habibie memerintahkan  Gubernur  bank   Fase kedua  adalah ketika terjadi bank  rush pada  awal
                 indonesia syahril sabirin memanfaatkan kebijakan tersebut  Februari  1998  hingga  oktober 1998.  Fase ketiga  adalah
                 untuk meningkatkan kualitas mata uang rupiah dan menjaga  periode  pemulihan perbankan,  yakni sejak  oktober 1998
                 suku bunga dan inflasi satu angka, yang berarti di bawah 10 %.  hingga selesai. untuk segera memasuki fase ketiga, Habibie
                    tim yang terdiri dari pakar keuangan dan perbankan dan  harus segera  menuntaskan fase kedua  secepat-cepatnya,
                 komisi yang bersangkutan menyusun uu baru untuk bi, yakni  yakni dengan membentuk bPPn dengan tugas menyehatkan
                 uu 23 tahun 1999. uu yang disahkan pada 17 mei 1999 ini  bank dan menyusun mekanisme program  jaminan
                 mengatur bahwa bi dipimpin oleh tim pimpinan yang disebut  pemerintah.  Pada  14 Februari  1998  bi menyerahkan  54
                 Dewan Gubernur (DG). DG dipimpin oleh Gubernur bi yang  bank untuk dimasukkan dalam program penyehatan bPPn.
                 merangkap anggota DG serta wakil gubernur bi yang juga  Peserta program tersebut terdiri dari empat bank persero, 37
                 Deputi Gubernur senior merangkap anggota DG.        bank umum swasta nasional, 2 bank campuran, dan 11 bank
                    Kemudian  sistem  pembayaran  bi berdasarkan  prinsip  Pembangunan Daerah (bPD).
                 syariah.  Peraturan  bi mengikat  semua  badan  dan orang,   oleh  bPPn,  bank-bank  tersebut dikategorikan  menjadi
                 sementara  peraturan DG hanya  berlaku  di lingkungan  dua  jenis, yakni  bank yang  dapat mengikuti  program
                 internal bi. Kebijakan moneter bi ditujukan untuk mencapai  penyehatan diambil alih pengelolaannya, disebut bank take-



                 b .j .habibie:1998-1999



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   151                                                 8/21/14   1:16 PM
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156