Page 122 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 122

ETELAH penjelasan sepotong masa laluku pada Julia, dan
               dia  akhirnya  bersedia  kembali  mengemudi,  kami  melangkah
               menuju mobil.
                 Sialnya, tinggal empat langkah lagi dari pintu mobil, tiba-tiba
               tanpa  kami  sadari  mobil  patroli  tol  merapat.  Petugas  di
               dalamnya  menekan  klakson,  lampu  di  atas  kap  mobil  patroli
               menyala  kerlap-kerlip.  Mereka  kemudian  parkir  persis  di

               belakang mobilku, lantas turun sambil merapikan seragam dan
               pistol di pinggang.
                 ”Selamat siang.” Dua orang petugas mendekat.
                 Aku  menelan  ludah.  Sedikit  terperanjat  dengan  kedatangan
               mereka.  Berusaha  berpikir  cepat  bagaimana  segera  kabur  se-
               belum mereka bertanya-tanya.
                 ”Mobil  kalian  mogok?”  Salah  satu  petugas  lebih  dulu  ber-
               tanya.
                 Ini  situasi  biasa  yang  rumit.  Biasa,  karena  lazim  ada  mobil
               yang  berhenti  di  jalur  darurat.  Aku  menggeram.  Bisa  saja  aku


                                         120




       Isi-Negeri Bedebah.indd   120                                 7/5/2012   9:51:09 AM
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127