Page 125 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 125

meringis, meraba pipi sebelah kiri yang masih terasa pedas. ”Se-
               umur-umur aku belum pernah ditampar wanita.”
                  ”Aku  harus  sungguh-sungguh,  Thom.  Biar  mereka  tidak  cu-

               riga.” Julia menoleh sebentar, tertawa, lantas kembali konsentrasi
               penuh. Mobil melesat cepat menuju Waduk Jatiluhur.
                  ”Kakimu masih sakit?” Julia bertanya, mobil sudah keluar dari
               pintu  tol,  memasuki  jalanan  menuju  Waduk  Jatiluhur.  Setelah
               sepanjang pagi cerah, sejak sepuluh menit lalu mendung meng-
               gelayut  malas  di  langit.  Orang-orang  berlari  kecil,  bergegas
               menyelesaikan urusan sebelum telanjur hujan deras.
                  ”Sudah lumayan.” Aku meluruskan kaki, melirik pergelangan
               tangan, hampir pukul dua belas siang. Aku sudah menyelesaikan
               membaca  beberapa  bundel  dokumen,  menandai  begitu  banyak
               hal menarik.
                  Dengan kecepatan tinggi, hanya butuh setengah jam menuju
               rumah  peristirahatan  Opa  dari  tempat  kami  berhenti  di  jalur
               darurat tol.
                  Tadi Julia menyuruhku menelepon rumah peristirahatan Opa
               untuk memberitahukan kabar ini. Saran baik yang sia-sia, Opa
               menolak memasang telepon di rumahnya. ”Orang tua ini tidak
               mau diganggu siapa pun,” demikian Opa menjawab kalem. Dia

               juga tidak terbiasa menggunakan telepon genggam. Aku pernah
               membelikannya telepon genggam paling mutakhir agar dia lebih
               mudah dihubungi. Tapi esok harinya Opa tega menggunakannya
               untuk mengganjal salah satu kaki kursi santainya. ”Nah, dia le-
               bih bermanfaat sekarang, Tommi.” Opa terkekeh, duduk menatap
               cahaya  matahari  senja  menerpa  waduk,  melambaikan  tangan.
               Aku hanya bisa mendengus kesal, itu telepon mahal.
                  Aku juga tidak bisa menghubungi Om Liem, karena dia tidak

                                          123




       Isi-Negeri Bedebah.indd   123                                 7/5/2012   9:51:09 AM
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130