Page 155 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 155
OBIL boks laundry merapat ke salah satu apartemen elite
Jakarta.
”Aku sibuk, Thom. Tidak ada waktu.” Suara Erik justru ter-
dengar santai.
”Omong kosong. Selama ini aku selalu punya waktu untukmu,
Erik. Bahkan dalam situasi mendesak sekalipun.” Aku berlari
kecil melintasi lobi apartemen.
”Astaga, Thom. Tapi tidak sekarang. Ini hari Sabtu. Libur.
Aku sudah hampir sembilan minggu tidak pernah menikmati
weekend, bersantai menghabiskan waktu di apartemenku.”
”Itu bagus. Jadikan saja genap sepuluh minggu kau terpaksa
tidak bisa bersantai.” Aku memencet angka 7 tombol lift.
”Baik, baik.” Suara Erik terdengar kesal. ”Aku bisa menemui-
mu, tapi setengah jam saja, nanti malam pukul delapan, terserah
kau di mana tempatnya.”
”Soal setengah jam, itu bukan masalah, Sobat. Lebih dari
cukup. Soal nanti malam, nah itu yang jadi masalah. Sekarang,
153
Isi-Negeri Bedebah.indd 153 7/5/2012 9:51:10 AM